WahanaNews.co, Jakarta - PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) meluncurkan Nusantara InnoVision Center (NIC) sebagai pusat pemantauan dan pengendalian operasional sistem pembangkit listrik secara realtime di Kantor Strategis PLN NP Jakarta, pada Jumat (26/7).
Lewat inovasi berbasis teknologi digital ini, PLN optimis mampu mendukung operasional perusahaan khususnya dalam mendukung transisi energi. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, peluncuran program NIC menjadi bukti komitmen perseroan untuk menjadi perusahaan energi modern kelas dunia. Terobosan strategis ini sekaligus melanjutkan transformasi digital di lingkungan PLN Group.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Sebagai pemegang mandat penyediaan ketenagalistrikan nasional, PLN Group bertekad untuk terus memberikan kontribusi terbaik dalam mendukung ketahanan energi nasional serta menyediakan listrik yang andal dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tentunya dengan dukungan NIC, PLN NP ke depan dapat lebih agile dalam mendukung peran strategis tersebut,” ujar Darmawan.
Ket foto: Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri), Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto (dua dari kanan), Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah (kanan), dan Direktur Keuangan PLN Nusantara Power Dwi Hartono (dua dari kiri) secara simbolis meresmikan operasional Nusantara InnoVision Center (NIC) di Kantor Strategis PLN NP Jakarta, pada Jumat (26/7). [WahanaNews.co/PLN]
Darmawan berharap program NIC juga dapat berkontribusi dalam peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di tanah air. Mengingat di masa depan akan semakin banyak listrik hijau yang berkarakter intermiten masuk ke dalam sistem kelistrikan PLN.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
”Dengan adanya transisi energi, kita harus bisa memasukkan listrik EBT yang intermitten dalam skala besar. Diperlukan suatu pembangkit yang tadinya manual menjadi digital, yang slow response menjadi fast response. Kemudian dalam proses itu, bagaimana memonitor operasional dari pembangkit itu tadinya manual, diubah menjadi digital,” sambung Darmawan.
Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah menjelaskan bahwa NIC akan menjadi pusat big data PLN NP yang berfungsi sebagai integrator dan koordinator aktivitas operasional perusahaan. NIC diharapkan menjadi sumber informasi tunggal yang terverifikasi yang diperlukan dalam analisis persoalan dan pengambilan keputusan.
Dulu, informasi operasional perusahaan terfragmentasi, monitoring dilakukan secara terpisah-pisah. Dengan jumlah 621 mesin pembangkit yang dikelola, hal ini tentu menyulitkan manajemen dalam mengambil keputusan strategis.