Budi menyebut pelaku meyakinkan keluarga bahwa paket itu untuk kegiatan sekolah. Ia menambahkan, "Terus kalau barang-barang paket yang diterima itu, itu kan untuk ekstrakurikuler sekolah. Jadi tidak ada kecurigaan dari keluarga juga. Kalau ke orang tuanya, ke keluarga, dia bilang untuk ekstrakurikuler, makannya disimpan sama pihak keluarga."
Kombes Budi juga menjelaskan modus lain yang dipakai ABH, yaitu mengaku laptopnya rusak, padahal pelaku menggunakan perangkat tersebut untuk berselancar ke dark web.
Baca Juga:
KPAI Duga Siswa Pelaku Ledakan SMAN 72 Terpengaruh Konten Negatif di Medsos
Budi berkata, "Terus termasuk dia menggunakan web, kan kalau menurut si ABH ke orang tuanya, bahwa laptopnya itu rusak."
Keluarga pelaku yang dikenal pendiam disebut terkejut, sementara kondisi ABH yang turut terluka masih belum stabil sehingga penyidik menunggu rekomendasi dokter untuk pemeriksaan.
Budi menambahkan, "Jadi si ABH ini, baru kemarin lepas selang makan, dua hari lalu. Artinya dia baru beradaptasi keterangan dokter, jadi dia masih beradaptasi, jadi masih ada rasa mual pusing," dan melanjutkan, "Tapi yang paling utama, penyidik itu berkoordinasi dengan dokter psikisnya, sudah layak belum dia diminta keterangan, tapi dari dokter menyatakan itu belum. Karena dia masih bengong, terus ngomong sebentar kadang masih kayak masih belum pulih sepenuhnya."
Baca Juga:
Korban Ledakan SMAN 72 Jalani Pemulihan, Dokter: Sebagian Alami Gangguan Pendengaran
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.