WahanaNews.co | Pemeriksaan dengan menggunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector) terhadap Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky, dan Kuat Ma'ruf hasilnya jujur.
Handoko Gani selaku instruktur lie detector yang biasa menggunakan alat ini pun bingung dengan hasil tersebut.
Baca Juga:
Menteri Yassona Laoly Janjikan Perlindungan bagi Richard Eliezer
Handoko Gani adalah seorang instruktur lie detector, instruktur hipnotis dan authorized operator alat pendeteksi emosi, layered voice analysis (LVA). Dia mengatakan bahwa hasil tersebut aneh.
"Kalau semua jujur ya aneh. Wong cerita Bharada E bertolak belakang dengan Kuat Ma'ruf," kata Handoko kepada wartawan, Rabu (7/9/2022).
Menurutnya jika pertanyaannya sama, maka alat ini bisa jadi tidak reliable atau tidak andal.
Baca Juga:
LPSK Cabut Perlindungan Eliezer, Pakar: Jangan Seperti Selebritas
Namun, jika berbeda, hasilnya bisa memang jujur.
"Kalau pertanyaannya sama, ya jadi tidak reliable. Kalau beda, ya mungkin memang keduanya jujur. Aneh sekali itu," kata Handoko.
"Bagi saya sebagai pengguna mesin lie detector berbasis suara, saya justru bingung. Super penasaran dengan kasus ini," lanjutnya.
Dia menjelaskan bahwa kebingungan ini berpangkal pada perbedaan keterangan antara masing-masing tersangka. Salah satunya terkait keterangan kejadian di Magelang.
"Kita kan tahu bersama ada perbedaan keterangan dalam BAP Bharada E yang dulu dan sekarang. Kemudian antara Bharada E dan FS. Yang mana FS ini kan satu jalur dengan Brigadir RR. Apakah keterangan mereka sama terkait kejadian di Magelang. Kok bisa sama? Berarti kan sepakat soal pelecehan seksual itu," jelasnya.
Menurutnya, alat lie detector ini tidak akan keliru. Namun manusia dan pertanyaannya bisa keliru.
"Alat nggak akan keliru. Tapi manusia dan pertanyaannya bisa keliru," ujarnya.
Dia pun menjelaskan kemungkinan seseorang dalam menghadapi uji lie detector. Di negara-negara maju, lanjut dia, militer dan intelijen memang dilatih untuk menyiasati poligraph.
"Kemungkinan terakhir ya, tapi kalau levelnya sudah tinggi, di militer dan intelijen itu mereka diajarin untuk counter poligraph supaya kalau tertangkap tidak membocorkan rahasia negara. Aku nggak tahu kalau polisi," ungkapnya. [rsy]