WahanaNews.co | Dalam
rangka pelaksanaan tugas, beberapa waktu lalu Menko Bidang Kemaritiman dan
Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat sowan ke Amerika Serikat (AS). Luhut
pun membagikan cerita tentang soal kunjungannya ini via postingan di akun
Instagramnya.
Baca Juga:
Luhut Bela Prabowo, Sentil Pengamat Sebut Bikin Keruh Pemerintah Tanpa Data Jelas
Luhut mengaku tak pernah membayangkan dirinya bisa berada di
White House, yang merupakan kantor Presiden AS dalam waktu yang cukup lama.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa akan ada waktu
suatu hari saya hampir selama 6 jam berada di White House, dan bahkan
berkesempatan untuk diterima di Oval Office. Untuk mengisi waktu saya selagi
menjalani karantina mandiri selama beberapa waktu ke depan, saya ingin berbagi
sedikit cerita terkait kunjungan saya tersebut," kata Luhut lewat akun
@luhut.pandjaitan, Selasa (24/11/2020).
Luhut mengatakan bertemu langsung dengan Presiden AS Donald
Trump. Dalam pertemuan itu, Luhut didampingi oleh Dubes Indonesia untuk AS
Muhammad Lutfi. Dia mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menitip pesan
terima kasih karena AS memperpanjang fasilitas GSP ke Indonesia.
Baca Juga:
Luhut: Program MBG Turunkan Kemiskinan
"Didampingi oleh Dubes Muhammad Lutfi, saya sampaikan
apresiasi Presiden @jokowi terhadap Presiden @realdonaldtrump yang telah
memperpanjang GSP kepada kita sehingga Indonesia menjadi satu-satunya negara di
Asia yang mendapat peluang emas ini," ungkap Luhut.
Luhut mengatakan Indonesia akan menjaga hubungan baik dengan
semua negara yang bisa membantu kepentingan nasional, tak terkecuali AS.
"Saya ingin tekankan bahwa dengan negara manapun,
selama bisa membantu kepentingan nasional, kita akan selalu menjaga hubungan
baik, begitu pula dengan Amerika Serikat," ujar Luhut.
Luhut juga sempat bercerita selama dua tahun terakhir
dirinya sangat intens berkomunikasi dengan pemerintahan AS. Utamanya dengan dua
tokoh sentral, yaitu tangan kanan Trump, Jared Kushner dan juga CEO IDFC Adam
Boehler.
Dari komunikasi yang intens itu, Luhut mengatakan akhirnya
AS meneken kesepakatan letter of interest alias LOI untuk investasi sebesar US$
2 miliar atau sekitar Rp 28,2 triliun (kurs Rp 14.100) untuk SWF Indonesia.
"Selama 2 tahun terakhir, saya intens berkomunikasi
dengan Jared Kushner, menantu Presiden Trump dan rekannya Adam Boehler, CEO
IDFC yang notabene mereka adalah tangan kanan Presiden Trump. Karena kedekatan
itulah "LOI" investasi sebesar US$ 2 miliar dari IDFC kepada SWF
Indonesia ditandatangani pada 19 November lalu. Ini adalah oleh-oleh yang besar
karena keberadaan Amerika Serikat sebagai negara industri maju akan berpengaruh
penting bagi perkembangan SWF di Tanah Air," kisah Luhut.
Tidak cuma pejabat Gedung Putih, Luhut mengatakan banyak
sekali investor AS yang bertanya kepada rombongan yang dia pimpin di AS
mengenai UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
"Selain pejabat Gedung Putih, banyak sekali Investor
yang bertemu dengan rombongan kami untuk mengetahui perkembangan Indonesia hari
ini, terlebih setelah disahkannya UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja," kata Luhut.
Luhut juga mengatakan dirinya sempat menemui perwakilan IMF
dan World Bank untuk membahas penanganan pemulihan Indonesia dari pandemi
Corona.
"Saya juga bertemu dengan sahabat saya dari IMF dan
World Bank untuk membahas penanganan pandemi COVID-19, pemulihan ekonomi
nasional dan upaya Indonesia untuk menjaga dan memperbaiki kelestarian
lingkungan hidup," ujar Luhut.
Luhut juga mengatakan hubungan baik dengan AS bisa diraih
pemerintah Indonesia karena budaya adat ketimuran dan visi pemerintah yang
dikagumi banyak negara. Dia menegaskan AS akan jadi mitra strategis Indonesia
siapapun pemimpinnya.
"Berbagai respons baik saya terima selama kunjungan
saya di sana adalah buah dari budaya dan adat ketimuran serta visi Presiden
Joko Widodo yang sangat dikagumi oleh pemimpin negara manapun sehingga saya
yakin Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi negara sahabat, tak
terkecuali Amerika Serikat dalam ekonomi maupun geopolitik, siapapun
pemimpinnya," kata Luhut.
"Saya berharap akan terus menjalin komunikasi yang baik
dengan pemerintahan AS berikutnya dan terbuka peluang kerjasama yang luas di
berbagai bidang," tambah orang nomor satu di Kemenko Bidang Kemaritiman
dan Investasi ini. [dhn]