Tohom menambahkan, keberhasilan proyek Garut patut ditularkan ke daerah lain.
Menurutnya, jika setiap kota mampu mengolah sebagian kecil saja dari sampah plastik dan limbah pertanian, maka tekanan terhadap lingkungan bisa berkurang signifikan.
Baca Juga:
Pengelolaan Bank Sampah Yogyakarta Perlu Dorongan Agar Berkembang Sebagai Unit Bisnis
“Bayangkan, lebih dari 68 juta ton sampah kita hasilkan setiap tahun. Kalau sebagian bisa masuk industri ramah lingkungan, maka kita bukan hanya menyelamatkan bumi, tapi juga membuka lapangan kerja baru,” katanya.
Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan mengungkapkan, tren energi bersih dan material hijau akan menjadi kunci daya saing bangsa.
“Kalau kita masih mengandalkan pola lama yang hanya membuang dan membakar, maka kita akan kalah bersaing di era transisi hijau global. Tapi kalau kita bisa memanfaatkan sampah jadi energi dan material konstruksi, Indonesia bisa jadi pionir di Asia Tenggara,” tuturnya.
Baca Juga:
Bupati Kapuas Dukung Penuh Proposal Pengelolaan Sampah Terintegrasi Berkelanjutan DPN ALUN
Ia menyebut, masjid ramah lingkungan di Garut hanyalah permulaan. Di masa depan, rumah ibadah, sekolah, hingga gedung pemerintahan bisa mengadopsi pendekatan serupa.
“Kita ingin melihat lebih banyak masjid hijau, sekolah ramah lingkungan, dan gedung publik yang dibangun dengan bahan hasil daur ulang. Inilah warisan yang sesungguhnya bagi generasi mendatang,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]