“Harusnya bisa, ya. Harus bisa membantu orang tua juga, karena kan kita enggak bisa 24 jam mengawasi anak. Sekarang malah HP yang 24 jam sama anak. Sekarang sudah di-password-password, jadi kita enggak bisa ngecek. Makanya memang harus dari pusatnya yang mengatur,” tuturnya.
Selain dihadiri para orang tua, kegiatan ini juga menarik perhatian kalangan muda.
Baca Juga:
Ledakan Konten Negatif di Dunia Maya, Kemkomdigi Tindak 3 Juta Kasus dalam Setahun
Sejumlah pelajar dan mahasiswa turut hadir memanfaatkan momentum akhir pekan mereka untuk belajar tentang pentingnya etika digital serta peran generasi muda dalam menyebarkan informasi yang bertanggung jawab di media sosial.
Salah satu peserta, Regina, seorang pelajar, menyampaikan kesan positifnya terhadap kegiatan tersebut.
“Seru banget kegiatannya, beberapa side event juga relate dengan anak muda. Jadi kita bukan hanya belajar membuat konten yang bagus, namun juga tau mana yang baik kita jadikan informasi, mana yang tidak. Harapannya semoga kegiatan seperti ini bisa terus diadakan lagi,” ungkapnya.
Baca Juga:
Setahun Pemerintahan Prabowo–Gibran, Kemkomdigi Gencar Basmi Judi Online Lewat Pemblokiran dan Pelacakan Rekening
Ia menilai acara literasi digital semacam ini penting untuk terus diselenggarakan karena memberikan pemahaman tentang bagaimana berinteraksi secara bijak di ruang digital yang semakin terbuka.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid secara resmi meluncurkan microsite tunasdigital.id sebagai bagian dari implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas).
Program ini menjadi salah satu kebijakan strategis Pemerintahan Prabowo–Gibran untuk mewujudkan ekosistem digital nasional yang aman, sehat, dan beretika bagi anak-anak Indonesia.