BM-59 maupun M14 sepintas mirip dengan senapan legendaris buatan Amerikan Serikat yakni M1 Garand dan M2 Carbine yang populer saat perang dunia 2 hingga fase awal perang Vietnam. Senapan ini banyak dipakai oleh pihak militer di berbagai belahan dunia, khususnya yang berhaluan barat.
PT. Pindad kemudian melisensi senapan BM-59 dan sedikit dimodifikasi dengan keperluan TNI hingga lahirnya senapan SP-1 pada akhir periode 1960-an.
Baca Juga:
Mabes TNI Kirim Prajurit Terbaiknya Ikuti Latihan Integrasi Di Australia
2. Bukti Indonesia Kian Dekat Dengan Blok Barat
Indonesia melisensi senapan BM-59 selain guna memenuhi kebutuhan militer dalam negeri dan untuk mendukung pembangunan kemandirian alutsista nasional, juga menjadi indikasi Indonesia kian dekat dengan blok barat pada masa awal orde lama.
Hal ini dapat terlihat di mana TNI mulai mengadopsi senapan dengan kaliber 7.62 x 51 mm yang digunakan oleh SP-1. Meskipun sebenarnya sejak tahun 1962, Indonesia sudah melakukan uji teknis terhadap senapan BM-59 yang merupakan basis dari SP-1.
Baca Juga:
Panglima TNI Tinjau Kesiapan Puncak Peringatan HUT Ke-79 TNI di Monas
Selain itu, senapan yang memiliki beragam varian ini juga diproduksi guna memenuhi kebutuhan TNI yang pada periode akhir tahun 1960-an hingga awal periode 1970-an.
Senapan ini terkenal digunakan oleh pihak TNI dan menjadi senapan standar sewaktu menjalankan operasi Seroja di Timor Timur guna merebut wilayah tersebut.
Meskipun hanya digunakan dalam fase awal operasi, senapan ini juga menandakan bahwa Indonesia kian mendekat ke blok barat pada masa orde baru.