Setelah kerusuhan Mei, Harmoko mengatakan sebaliknya.
Kamis, 16 Mei 1998, Harmoko serta
pimpinan DPR/MPR lainnya sempat bertemu Soeharto di Cendana.
Baca Juga:
MPR RI Bakal Kaji Ulang Pasal TAP MPR Terkait Soeharto dan Gus Dur
Mereka membicarakan kondisi Indonesia
dan desakan rakyat agar Soeharto mundur.
Harmoko bahkan sempat menanyakan
langsung kepada Soeharto.
"Ya, itu terserah DPR. Kalau
pimpinan DPR/MPR menghendaki, ya saya mundur, namun memang tidak ringan
mengatasi masalah ini," jawab Soeharto, dalam buku Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi
yang ditulis BJ Habibie.
Baca Juga:
Kepemimpinan Prabowo Berpotensi Kombinasikan Gaya Soekarno, Soeharto dan Jokowi & Slogan "Penak Jamanku To?"
Ribuan mahasiswa kemudian berdemo dan
menduduki gedung DPR/MPR, Sabtu, 18 Mei 1998.
Aksi menduduki gedung dewan itu
merupakan puncak dari serangkaian aksi di sejumlah kota besar.
Tuntutan utama mereka sama: Soeharto
mundur.