Ia mengakui, anggotanya sempat memberikan
perlawanan karena melihat ada anggota Satpol PP, bernama Tadjudin, sudah putus
tangannya tersabet parang.
"Anggota saya melihat Tadjudin tangannya
sudah putus saat itu. Sebenarnya, saat itu juga dia sudah meninggal. Kalau
sudah begitu, siapa yang enggak panik. Cuma masalah tanah gapura saja
sampai seperti itu. Kami sebenarnya tidak menginginkan seperti itu
terjadi," ujarnya.
Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta Beri Sanksi Disiplin pada Personel Satpol PP yang Judi Online
Pada siang hari, massa mulai menguasai akses
pintu masuk ke makam, yang merupakan jalan menuju Terminal Petikemas Koja.
Ia dan anak buahnya harus tunggang langgang
menghindar dari serbuan massa yang mulai membabi buta jika melihat ada anggota
Satpol PP di lokasi kejadian.
Menjelang Maghrib, Hotman sempat
mengkhawatirkan keselamatan anggotanya. Karena sempat menunggu beberapa menit
sebelum ada speed boat yang menjemput.
Baca Juga:
Wajib Tahu, Fitur Bikin Hidup Makin Mudah di Aplikasi PLN Mobile
"Saat itu, saya cemas dan bingung juga.
Mau bagaimana lagi kalau sudah di ujung," ujarnya.
Hotman mengaku tak terlalu memikirkan berapa
miliar jumlah kerugian yang dialami pihaknya.
Ia lebih khawatir nasib anggotanya yang belum
kembali.