WahanaNews.co | Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, berdasarkan situasi di sejumlah negara lain, tingkat keparahan akibat varian Omicron terbukti rendah dibanding dengan Varian Delta.
Budi meminta masyarakat tidak panik jika dalam beberapa waktu ke depan terjadi kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron melonjak secara cepat dan tinggi.
Baca Juga:
Menkes Budi Gunadi: Perundungan di PPDS Sudah di Luar Batas, Korban Alami Pelecehan Seksual
"Bahwa hospitalisasi antara 30 persen sampai 40 dari hospitalisasi (varian) Delta, jadi walaupun kenaikan lebih cepat dan tinggi, tapi hospitalisasi lebih rendah," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Minggu (16/1).
"Sehingga minta tolong dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh rakyat, bahwa nanti kalau ada kenaikan jumlah kasus yang cepat dan banyak, tidak usah panik, kita terus waspada, kita monitor ketat hospitalisasi," imbuhnya.
Budi juga menyampaikan dari ratusan kasus Omicron di Indonesia yang dirawat di rumah sakit, sebagian besar telah dinyatakan sembuh.
Baca Juga:
Wabah Pneumonia Serang Anak-anak di Tiongkok, Ini Tanggapan Menkes Budi
Selain itu, kata dia, hanya sedikit pasien yang membutuhkan bantuan oksigen dalam perawatannya.
"Dari 500 omicron yang dirawat di rumah sakit, yang pulang sudah 300-an dan yang butuh oksigen hanya 3,itu pun masuk kategori ringan, jadi tidak perlu sampai ventilator, masih oksigen biasa. Dari 3 orang yang diberikan oksigen, dua diantaranya sudah sembuh dan pulang," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak kasus virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Dia berkaca pada pengalaman negara lain, termasuk Inggris dan Afrika Selatan yang telah melewati puncak kasus omicron.
Luhut mengatakan gelombang Covid-19 varian Omicron telah terjadi di sejumlah negara, sehingga bukan tidak mungkin hal yang sama terjadi di Indonesia mengingat ada peningkatan kasus beberapa waktu terakhir.
"Berdasarkan data ulang telah kami amati, berangkat dari kasus Covid-19 di Afrika Selatan, puncak gelombang Omciron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret," kata Luhut dalam jumpa pers daring, Minggu (16/1).
Luhut menghimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan kantor untuk tidak menerapkan sistem kerja dari kantor (WFO) 100 persen. Ia juga menyebut pemerintah akan melakukan berbagai langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi lebih landai dibandingkan negara lain sehingga tidak membebani sistem kesehatan.
Luhut juga menyebut bahwa saat ini kasus transmisi lokal lebih tinggi dibanding pelaku perjalanan ke luar negeri. Kasus tersebut didominasi Pulau Jawa dan Bali, terutama Jakarta dan sekitarnya.
Meski terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan dan belum tercatat adanya kasus kematian akibat varian Omicron, Luhut menghimbau masyarakat untuk tetap waspada. [rin]