Mensos Risma melanjutkan kisah tentang Tanah "Perdikan" yang tidak ada dalam peta penjajah, sehingga tidak pernah membayar pajak pada penjajah.
Hal ini dikonfirmasi oleh tokoh masyarakat Majan yang merupakan Kepala Desa pertama, bahkan sampai tahun 1979 Tanah "Perdikan" Majan tidak pernah membayar pajak.
Baca Juga:
Kementerian Sosial Berencana Kembangkan Kampus II Poltekkesos
Peninggalan leluhur juga dapat dilihat di Museum NU, seperti: endog bledek (telor yang akan bergerak mengeluarkan suara keras manakala ada ancaman) sampai dengan ikat bahu dan keris serta doa-doa para kyai yang bermanfaat saat menghadapi penjajah.
Mensos Risma juga menyempatkan untuk silaturahmi dengan para sesepuh Tanah "Perdikan" Majan.
Mensos juga mengunjungi Masjid dengan menara yang khas dan bangunan-bangunan yang telah dikunjunginya sewaktu kecil, juga ziarah ke makam para tokoh masyarakat setempat.
Baca Juga:
Polresta Sidoarjo: Unit PPA Raih Penghargaan dari Menkesos atas Penanganan Kasus Kekerasan
Dalam sambutannya sesaat setelah menerima anugerah itu, Mensos Risma bercerita tentang pentingnya semangat juang pantang menyerah untuk generasi muda, dalam apapun keadaan kita. Karena leluhur kita sudah membuktikan hal itu dalam mengusir para penjajah.
"Inilah esensi utama kehadiran kita sebagai bangsa merdeka," pungkasnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.