WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aqua memberikan penjelasan bahwa air yang mereka pakai adalah dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq ada ancaman serius apabila Aqua terus mengambil air dari akuifer.
Baca Juga:
Soal Temukan AS Paparan Radioaktif CS-137 di Cengkih RI, Ini Respons Menteri LH
"Pemanfaatan air tanah dalam (akuifer) harus menjadi perhatian serius mengingat recharge air tanah dalam sangat lambat (diperlukan waktu bisa mencapai ratusan tahun). Kerusakan fungsi air tanah dalam (akuifer) sangat sulit untuk dipulihkan," kata dia, melansir CNBC Indonesia, Minggu (26/10/2025).
Maka dari itu, dia menekankan untuk pemanfaatan air tanah dalam di daerah hulu harus dilakukan secara hati-hati dan dengan memperhatikan cadangan ketersediaannya (berkelanjutan).
"Untuk meminimalkan dampak lingkungan dari dari pengambilan air tanah dalam (akuifer) oleh produsen air kemasan, diminta agar para produsen memulai mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan," bebernya.
Baca Juga:
Pemerintah Susun Langkah Konkret Atasi Sampah, Prabowo Pasang Target 2029
Belum lagi tantangan pemanfaatan sumber air tanah dalam (akuifer) sebagai air minum/kemasan adalah terjadinya penurunan permukaan tanah, yang berdampak serius terhadap kondisi wilayah hilir.
Dia memberikan contoh pengambilan air tanah dalam di daerah hulu menyebabkan penurunan permukaan tanah yang dapat menyebabkan peningkatan risiko banjir juga dapat menganggu struktur bangunan.
"Disamping itu pemanfaatan air tanah dalam oleh produsen air kemasan tanpa terkendali di hulu akan menghilangkan potensi pemanfaatan air tanah bagi pihak lainnya di bagian hulu," tutur dia.