Pak Bas, demikian Basuki sehari-hari biasa disapa, juga memaparkan kriteria kota yang baik.
“Kota yang baik adalah kota yang membuat warganya lebih produktif karena kecukupan airnya, sanitasinya, dan konektivitasnya yang baik,” sambung Basuki.
Baca Juga:
Gaji Terendah Rp 9,4 Juta, Kementerian PUPR Buka 6.388 Formasi CPNS 2024
Di akhir sambutan, Basuki kembali menekankan keselarasan pembangunan infrastruktur perkotaan dan perubahan perilaku masyarakat yang mendukung terwujudnya kota yang menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan. Kota yang hijau, lestari, dan ramah lingkungan.
Dukungan infrastruktur ini, masih menurut Basuki, harus berjalan seiring dengan perubahan perilaku masyarakat yang selaras dengan keberlanjutan kota.
“Untuk kota ini kita harus adaptasi menuju kota yang liveable, loveable, yang hijau supaya kita nyaman tinggal di kota tersebut. Tidak hanya secara fisik tapi juga perilaku kita harus berubah menuju pada perilaku hidup di kota yang baik,” pungkas Basuki.
Baca Juga:
Menkeu Sebut APBN Telah Salurkan Rp6 Triliun Untuk Pembiayaan Rumah
Bincang Seru Tentang Kota (Biskota)
Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia tahun ini mengambil tema nasional “Ekonomi Perkotaan yang Tangguh menuju Permukiman Berkelanjutan untuk Semua”. Tema ini bertujuan untuk mengingat besarnya kontribusi kota terhadap perekonomian nasional.
Acara disemarakkan dengan talkshow bertajuk Bincang Seru tentang Kota (Biskota) yang mengangkat tema “Ekonomi Kota Tangguh”.