Orang lupa bahwa membangun Monas, Sarinah
dan juga Hotel Indonesia serta menarik acara besar seperti GANEFO ke Bandung
adalah bagian dari strategi untuk memutar roda ekonomi.
Bukan untuk membuat karya monumental semata.
Lebih dari itu, serapan tenaga kerja yang luar biasa diciptakan saat itu.
Baca Juga:
Klarifikasi OCCRP: Tak Ada Bukti Jokowi Terlibat Korupsi
Orang hanya melihat monumen dan proyek kasat
mata, sehingga mudah dikritik sebagai pemborosan uang negara.
Tapi lupa, bahwa pada kurun itu juga Presiden
Soekarno menggagas pembangunan Tol Jagorawi, dan Lingkar Luar Tanjung Priok - Cililitan
untuk memperlancar arus barang dan perdagangan dari pelabuhan ke hinterland,juga
sebaliknya.
Tujuannya untuk ekonomi. Bukan hegemoni
politik. Ini jelas bukan proyek "nation building" belaka, tapi "state
building".
Baca Juga:
Soal Yasonna Dicegah Keluar Negeri, PDIP: Apakah KPK Sedang Menerima Orderan?
Jadi hegemoni politik apa yang mau
dikomunikasikan? Serta apa untungnya?
Saya yakin beliau dengan kabinetnya yang
gonta-ganti itu, harus berpikir keras untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan
ekonomi.
Jadi istilah "mercusuar" pada zaman
Presiden Soekarno ini perlu dikaji melalui komisi sejarah yang juga harus
melihat aspek ekonomi dan pembangunan (data primer historis ekonomi).