Bukan cuma intepretasi subyektif yang terus
berulang sebagai jargon cuci otak.
Lantas, pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi)
yang getol membangun infrastruktur, semua tersentak dengan rencana dan eksekusi
pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur.
Baca Juga:
Klarifikasi OCCRP: Tak Ada Bukti Jokowi Terlibat Korupsi
Lalu muncul lagi istilah "mercusuar Jokowi". Istilah
ini menurut saya kedaluwarsa dan tidak relevan.
Karena dari perspektif "kuno" sekali
punIndonesia ini seharusnya sudah sejak awal 1970-an perlu mengembangkan
pusat-pusat pertumbuhan (growth center).
Tapi tidak dilakukan, karena alasaan keterbatasan
dana.
Baca Juga:
Soal Yasonna Dicegah Keluar Negeri, PDIP: Apakah KPK Sedang Menerima Orderan?
Namun ironisnya, Indonesia punya banyak uang
karena oil boomingpadatahun 1970-an justru pada saat dunia
mengalami krisis minyak.
Namun sayang, berkah yang luar biasa itu tidak
diakumulasikan ke dalam infrastruktur fisik atau accumulation public capital.
Padahal, Indonesia perlu memiliki sentra
pertumbuhan baru. Pemerintah tidak bisa menunggu inisiatif swasta. Maka harus
diinisiasikan oleh sektor publik.