WahanaNews.co | Bareskrim meminta seluruh pihak yang pernah mendapat kucuran uang dari tersangka kasus dugaan penipuan investasi opsi biner, Indra Kenz dan Doni Salmanan untuk menjadi justice collaborator.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto meminta orang yang menerima kucuran dana tersebut untuk ikut kooperatif dalam penyelidikan kepolisian.
Baca Juga:
PPATK: Modus Penipuan Seperti Indra Kenz Sudah Ada Sejak 90an
"Siapapun yang menerima, karena aliran dana ini bisa masuk kepada siapa saja. Intinya tergantung pada proses pemeriksaannya, apakah ada unsur kesengajaan atau ketidaktahuan. Sehingga lebih bagus mereka ini melapor," kata Agus kepada wartawan, Jumat (11/3).
Dia menuturkan bahwa polisi nantinya bakal melakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang menerima aliran dana tersebut.
Pihaknya, kata dia, perlu untuk memastikan apakah ada mens rea atau niat jahat di balik penerimaan aliran dana tersebut.
Baca Juga:
Total Kerugian Gegara Binomo Capai Rp 44 M, Indra Kenz: Saya Tak Niat Menipu
Selain itu, kata dia, polisi juga harus mengetahui bagaimana cara seseorang mendapat aliran dana tersebut.
Pasalnya, bisa saja orang tersebut mendapat dana tanpa tahu hal itu merupakan hasil dari tindak pidana yang dilakukan Indra ataupun Doni.
"Kalaupun ada mens rea nanti yang bersangkutan jadi (justice) collaborator. Saya rasa itu lebih baik daripada menjadikan lebih banyak tersangka orang yang tentunya tidak bisa menyelesaikan masalah ini," jelas dia.
Namun demikian, pendekatan itu berbeda akan dilakukan terhadap pihak-pihak yang memang sejak awal turut serta dalam membantu proses tindak pidana penipuan investasi tersebut dapat bergulir hingga merugikan banyak masyarakat.
"Kalau dia tidak melaporkan dan terindikasi jejaknya berperan aktif, ya mau tidak mau akan kami tetapkan yg bersangkutan sebagai bagian dari para pelaku," jelasnya.
Adapun Indra Kenz dan Doni Salmanan telah ditetapkan sebagai tersangka dalam keterlibatannya sebagai affiliator di dua platform opsi biner berbeda, yakni Binomo dan Quotex.
Keduanya meraup untung hingga puluhan miliar dari kerugian para memberinya.
Dari hasil penyelidikan kepolisian, mereka memanfaatkan medium pesan singkat telegram untuk mencari member dan berbagi informasi terkait opsi biner.
Tercatat anggota dari para tersangka bisa mencapai lebih dari 20 ribu orang.
Mereka kerap membagikan gaya hidup mewah di media sosial untuk dapat menarik perhatian dari para calon korban. [rin]