Ia menilai upaya-upaya tersebut dilakukan demi mewujudkan kehidupan di Afghanistan yang merdeka dan berdaulat.
Selain itu, Miftachul juga meminta pemerintah Indonesia terus memberikan bantuan kemanusiaan dan mencari solusi perdamaian di Afghanistan.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Salah satu caranya, kata dia, dengan terus menjalin kerjasama dengan negara-negara muslim yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan badan Internasional lain.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat dan umat Islam Indonesia mengedepankan sikap Wasathiyah, konstruktif, dan menghindari sikap-sikap yang dapat memicu pertentangan dalam menyikapi masalah Afghanistan.
Setelah tiga pekan mengklaim berkuasa penuh atas Afghanistan, Taliban mengumumkan jajaran anggota kabinet pemerintahan baru Afghanistan pada Selasa (7/9) malam.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Meski bersifat sementara, 33 anggota kabinet itu diisi oleh petinggi veteran Taliban yang pernah memerintah ketika kelompok itu berkuasa pada 1996-2001.
Jajaran kabinet baru Taliban itu pun seluruhnya laki-laki, tanpa ada wakil dari kaum perempuan. Hal itu, berbeda dari janji Taliban yang mengatakan akan membentuk pemerintahan yang lebih terbuka dan inklusif mewakili semua golongan dan kelompok di Afghanistan.
Terlepas dari janji tersebut, banyak negara masih meragukan kepemimpinan Taliban karena riwayat rezimnya terdahulu, terutama soal pengabaian hak atas perempuan dan anak-anak dan kekerasan. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.