Kecepatan anginnya juga sekitar 15 knot dengan tekanan minimum sekitar 1007 hPa. Namun, aktivitas awan konvektif belum tampak signifikan.
“Analisis angin menunjukkan sirkulasi belum tampak jelas dari lapisan bawah hingga menengah,” ungkap Andri.
Baca Juga:
Waspada Akhir Tahun Puncak Cuaca Ekstrem, BMKG Kasih Peringatan Ini
Kondisi lingkungan di sekitar sistem ini pun dinilai kurang mendukung. Vortisitas tergolong lemah hingga sedang, divergensi dan konvergensinya juga belum optimal, meski suhu muka laut relatif hangat (29–30 derajat Celsius).
Beberapa elemen seperti kelembapan atmosfer dan gelombang atmosferik memang mendukung, tetapi belum cukup untuk memperkuat sistem.
Potensi dan Dampak di Wilayah Indonesia
Baca Juga:
BMKG: Gempa Aceh Masuk Kategori Megathrust, Getaran Terasa hingga Malaysia
Dalam 24 jam ke depan, intensitas kedua bibit siklon ini diperkirakan tetap stabil atau persisten. Bibit 92W diprediksi bergerak ke arah barat laut menuju Pulau Luzon di Filipina, namun akan mulai melemah dalam 48–72 jam saat mendekati daratan.
“Potensi Bibit Siklon Tropis 92W berkembang menjadi siklon tropis dalam 24–72 jam ke depan masih tergolong rendah,” terang Andri.
Ia menambahkan bahwa sistem ini tidak berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di Indonesia dalam waktu dekat.