Andri menjelaskan bahwa terdapat sejumlah kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan bibit siklon 92S.
Di antaranya adalah suhu muka laut yang hangat berkisar antara 29-30°C, kelembapan atmosfer yang tinggi di berbagai lapisan, serta kondisi angin vertikal (vertical wind shear) yang lemah yakni antara 5-10 knot.
Baca Juga:
BMKG: Gelombang Atmosfer Aktif, Cuaca Indonesia Bakal Berubah Drastis Pekan Ini
Namun demikian, ada pula kondisi yang kurang mendukung pertumbuhan sistem ini menjadi siklon tropis yang utuh.
Misalnya, tidak adanya aktivitas gelombang atmosfer yang signifikan di sekitar sistem, vortisitas (ukuran potensi pusaran angin) yang tergolong lemah hingga sedang, serta pola divergensi dan konvergensi atmosfer yang masih belum optimal.
BMKG memperkirakan bahwa bibit siklon 92S akan bergerak ke arah barat menuju Samudra Hindia selatan Jawa Barat dalam kurun waktu 24 jam sejak Sabtu pagi (3/5/2025).
Baca Juga:
BMKG: Siklon Tropis dan Area Konvergensi Picu Cuaca Ekstrem hingga 1 Mei
Wilayah ini masih berada di bawah pengawasan Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) Jakarta.
Potensi bibit siklon 92S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 hingga 72 jam ke depan dikategorikan masih rendah.
“Intensitas sistem diperkirakan tetap bertahan dengan kecepatan angin maksimum sekitar 15 knot, terutama di sisi barat hingga selatan sistem,” ujar Andri.