Sebenarnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini pada 13 September lalu mengenai potensi cuaca ekstrem selama periode peralihan musim (pancaroba) untuk wilayah Jawa Barat dan wilayah lainnya.
Peringatan dini tersebut kemudian dipertajam dengan informasi peringatan dini dalam skala waktu harian dimana pada tanggal 20 September 2021, wilayah Jawa Barat termasuk wilayah yang berpotensi hujan lebat.
Baca Juga:
BMKG Sebut Daerah-daerah Ini Berpotensi Tinggi Banjir
Lalu, pada tanggal 21 September 2021, BMKG mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem yang meliputi wilayah Jabodetabek termasuk wilayah Depok dan sekitarnya mulai siang hari jam 13.30 WIB dengan potensi hingga malam hari.
Penyebab Cuaca Ekstrem
Baca Juga:
Bukan Awan Biasa, BMKG Klarifikasi Fenomena Langit Jakarta yang Memukau
Guswanto menjelaskan, cuaca ekstrem yang terjadi tersebut disebabkan oleh fenomena gelombang atmosfer yang teridentifikasi aktif di sekitar wilayah Indonesia termasuk di wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Untuk diketahui, genomena gelombang atmosfer adalah Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombamg Rossby Ekuatorial yang aktif di sekitar wilayah tengah dan timur Indonesia, serta Gelombang Kelvin yang aktif di sekitar wilayah Jawa dan Kalimantan.
"Kondisi dinamika atmosfer skala lokal yang tidak stabil dengan konvektivitas yang cukup tinggi serta didukung dengan adanya kondisi dinamika atmosfer skala regional yang cukup aktif berkontribusi pada pembentukan awan hujan, menjadi faktor pemicu potensi cuaca ekstrem tersebut," paparnya.