WahanaNews.co, Jakarta - Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, menanggapi temuan Ombudsman RI soal beberapa masalah yang terjadi pada operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh.
“Whoosh menurut hemat saya masih dalam masa uji coba dan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menunjukkan kehandalan sistem perencanaan operasinya,” ujar Sutanto ketika dihubungi, Sabtu, 30 Desember 2023.
Baca Juga:
Bandara Halim Perdanakusuma Luncurkan T-Shuttle Menuju Stasiun Kereta Cepat "Whoosh"
Menurut Sutanto, waktu tiga sampai empat bulan belumlah cukup, terutama dalam membangun konektivitas yang tepat waktu dan tanpa hambatan antara kota Jakarta-Bandung.
“Terlebih angkutan akses dan egress sebagai first and last miles services yang seamless,” tuturnya.
Selain hal di atas, guru besar UI itu menuturkan bahwa berbagai kendala teknis yang terjadi seharusnya dapat dilakukan secara mandiri oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), mengingat adanya pihak Cina yang dianggap berpengalaman dalam membangun kereta cepat itu sendiri.
Baca Juga:
Jaga Keselamatan Pengguna Jalan, KCIC Tutup Akses Tol Stasiun Kereta Cepat Halim
Lebih lanjut, kata Sutanto, pemerintah tidak perlu banyak ikut campur dalam manajemen operasi Whoosh.
“Mengingat PT KCIC merupakan perusahaan patungan multi nasional yang harus mandiri dan tidak perlu disapih terus oleh pemerintah, terlebih jika menggunakan APBN,” kata dia.
Dia menuturkan, pemerintah cukup memberi jaminan kelancaran usaha kereta cepat pada porsi pelayanan publik sesuai business model yang ditawarkan.