WahanaNews.co | Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengatakan krisis iklim semakin nyata.
Salah satu yang terlihat disebutkan adalah kota-kota besar merasakan suhu panas dan beberapa daerah pesisir mulai tenggelam, sehingga butuh mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi pelepasan karbon.
Baca Juga:
Bebas Tuduhan BMAD dan CVD ke AS, Ekspor Aluminium Ekstrusi Indonesia Berpeluang Kembali Melonjak
"Penyebab utama bumi semakin panas adalah pelepasan karbon yang berlebihan, sehingga bumi tidak mampu menyerapnya. Maka solusinya mengurangi pelepasan karbon," ujar Deputi Internal Walhi Muhammad Islah pada diskusi perdagangan karbon di Jakarta, Jumat (04/08/23) seperti dikutip dari Antara.
Selama tiga abad terakhir, lanjutnya, umat manusia telah melepaskan karbon dengan jumlah yang sangat besar melebihi kemampuan bumi untuk menyerap.
Ketika yang dilepas terlalu besar dan bumi tidak mampu menyerapnya, maka jumlah karbon yang besar tersebut menyelubungi bumi menyebabkan panas matahari terhalang yang disebut efek rumah kaca.
Baca Juga:
Tingkatkan Kualitas dan Keterserapan Garam Rakyat, Kemenperin Kembali Fasilitasi MoU Petambak Garam-Industri
"Proses pelepasan karbon yang sangat besar terjadi dalam 300 tahun terakhir dan para ahli menyebutnya pasca-revolusi industri, yaitu proses semakin cepat dan kerusakan juga semakin cepat kita rasakan," ucapnya.
Pada kesempatan itu, dia mengatakan pihaknya menyoroti negara-negara industri yang enggan menurunkan produksi demi mengurangi emisi karbon.
Bila negara-negara maju itu masih berproduksi, kata dia, maka emisi tidak akan berkurang karena karbon terus dihasilkan dari mesin-mesin industri mereka.