Sementara itu negara-negara dunia ketiga diminta untuk tidak melakukan ekstraksi terhadap alam dengan tidak melakukan penebangan hutan, tidak melalukan penambangan, dan berbagai larangan lainnya.
Mekanisme offset
Baca Juga:
Dukung Dekarbonisasi, Kemenperin Percepat Transformasi Industri Hijau
Perbedaan itu lantas melahirkan proses tukar guling antara negara-negara maju dengan negara-negara dunia ketiga. Inilah yang biasa orang menyebutnya mekanisme offset.
Bagi Walhi, proses offset dalam perdagangan karbon menjadi salah satu hal yang sangat menyesatkan. Pasalnya, mekanisme offset tidak bisa menghambat pemanasan global.
"Kenapa demikian? karena emisi yang dikeluarkan oleh industri tidak berkurang. Proses penciptaan barang-barang tidak berkurang, terus-menerus terjadi, dan terus-menerus semakin masif, maka konsumen juga akan terus-menerus mengkonsumsi lebih besar daripada yang dia butuhkan," kata Islah.
Baca Juga:
Bebas Tuduhan BMAD dan CVD ke AS, Ekspor Aluminium Ekstrusi Indonesia Berpeluang Kembali Melonjak
Pihaknya pun mengkritisi mekanisme pasar karbon telah menempatkan karbon sebagai komoditas dagang.
Para pemilik modal yang memiliki sumber daya besar dapat menguasai hutan-hutan dalam jangka panjang hanya demi mesin-mesin industri mereka tetap menyala dan berproduksi.
Mekanisme offset pasar karbon, menurutnya, berpotensi menghancurkan wilayah yang menjalankan berbagai kegiatan industri, lalu membayar uang kepada para penjaga hutan sebagai alat penebus dosa mereka.