Terowongan Silaturahim tersebut membantu umat dari tradisi keagamaan yang berbeda-beda untuk menyeberangi kegelapan menuju dunia yang terang.
Paus Fransiskus berharap Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta bisa menjadi wadah antarumat beragama untuk melalui perjalanan bersama dan juga mewujudkan persahabatan yang mengantarkan umat manusia menuju dunia yang terang benderang.
Baca Juga:
Kesehatan Paus Fransiskus Membaik, Panjatkan Doa Untuk Myanmar, Thailand, dan Korsel
Nasaruddin Umar menjelaskan, terowongan tersebut juga memiliki banyak simbol artistik dan melambangkan toleransi beragama di Indonesia. Terowongan tersebut tidak saja menjadi jembatan bagi umat Islam dan Katolik, tetapi juga umat manusia.
Dua Tetes Air
Sebelumnya, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa di dunia ini tidak ada dua tetes air yang sama yang dialami oleh manusia, tidak juga saudara-saudari bahkan saudara kembar pun tetes air nya pun sama sekali tidak identik.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Harus Beristirahat 2 Bulan Setelah Diizinkan Pulang dari Rumah Sakit
Ungkapan tentang dua tetes air ini melukiskan persaudaran yang sempurna disampaikan Bapa Suci Fransiskus dalam audiensi bersama para uskup, romo, biarawan dan biarawati, seminaris dan katekis di Gedung Gereja Katedral Jakarta, Rabu (4/9/2024).
“Menghidupi pesaudaran, antara lain berarti menyambut satu sama lain, mengakui satu sama lain sederajat dalam perbedaan. Nilai ini pun akrab dengan Gereja Indonesia,” tutur Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus melanjutkan, persaudaraan itu sudah ditunjukkan oleh Gereja Indonesia dengan sikap terbuka pada budaya, etnik sosial dan agama dari dalam dan dari luar. Gereja Indonesia, tandas Paus, juga telah menghargai sumbangsih dari semua orang dan dengan murah hati menawarkan bantuan dalam setiap situasi.