Menurut Paus Fransiskus, sikap ini penting karena mewartakan Injil bukan berarti memaksakan iman atau mempertentangkannya dengan iman orang lain. Mewartakan Injil harus selalu dengan sikap penghargaan dan kasih sayang persaudaraan untuk semua orang.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Kabulkan Permintaan Mgr. Paskalis Bruno Syukur Tidak Diangkat jadi Kardinal
“Saya terkesan dengan satu sikap, yakni saling bergandengan tangan seperti diungkapkan Romo Maxi. Inilah para nabi persatuan, ketika dunia ini digerakkan oleh tendensi memecah belah, memaksa dan memprovokasi satu sama lain terus-menerus meningkat. Anda tahu apa yang memecah belah? Semua itu tentu saja kerja setan. Jadi hati-hati!” tandas Paus Fransiskus.
Kasih Sayang dan Persaudaraan
Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus juga mengutarakan soal kasih sayang, yang sangat erat kaitannya dengan persaudaraan.
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
Bagi Paus, kasih sayang bukanlah memberikan sedekah kepada saudara-saudari yang membutuhkan, memandang mereka dari “menara” keamanan dan kesuksesan kita sendiri.
“Sebaliknya, kasih sayang berarti mendekatkan diri kita satu sama lain, menghilangkan segala sesuatu yang dapat mencegah kita untuk merendahkan diri dan menyentuh mereka yang terjatuh, mengangkat mereka dan memberi mereka harapan,” tutur Paus.
Terakhir, Paus Fransiskus mendorong kita tetap kuat dalam iman, terbuka untuk semua dalam persaudaraan, dan dekat satu sama lain dalam kasih sayang.