WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk menuntaskan penyakit tuberkulosis (TBC) melalui langkah yang tidak hanya berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pencegahan sejak dini.
Salah satu pendekatan utama yang digencarkan adalah penguatan gizi masyarakat agar daya tahan tubuh semakin baik dan risiko tertular penyakit menular, termasuk TBC, dapat ditekan.
Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Skema Penyelesaian Utang Whoosh Tanpa Ganggu Ekonomi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam meningkatkan ketahanan tubuh anak-anak dan generasi muda.
Dengan tubuh yang sehat dan asupan gizi seimbang, diharapkan mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang kuat serta terbebas dari ancaman penyakit kronis dan menular.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin P. Octavianus menegaskan bahwa penguatan gizi memiliki peranan besar dalam mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit, termasuk TBC.
Baca Juga:
Pemerintah Kaji Sistem Gaji Tunggal ASN, Purbaya Buka Peluang Kenaikan 2026
“Upaya ini adalah investasi untuk kualitas manusia Indonesia. Eliminasi TBC bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga tentang menjaga produktivitas dan masa depan bangsa,” kata Wamenkes yang akrab disapa Benny seperti dikutip dari InfoPublik, Kamis (6/11/2025).
Benny menambahkan, selain memperkuat layanan kesehatan di berbagai tingkatan, pemerintah juga menyiapkan perlindungan sosial bagi pasien TBC, terutama bagi pekerja sektor informal yang berisiko kehilangan penghasilan selama menjalani masa pengobatan.
Langkah ini diharapkan mampu menjaga keberlanjutan ekonomi keluarga pasien dan mendorong mereka agar tidak putus berobat.
Menurutnya, pendekatan yang diambil pemerintah bersifat komprehensif, mencakup deteksi dini, pendampingan selama pengobatan, serta pemberian dukungan sosial dan ekonomi.
Lebih lanjut, pemerintah kini juga memperluas strategi active case finding atau penemuan kasus aktif dengan memperbanyak penggunaan tes molekuler cepat di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
“Serta pendampingan pengobatan berbasis komunitas. Pendekatan ini juga diintegrasikan dengan layanan gizi, HIV, dan penyakit kronis,” ujar Benny.
Dengan langkah-langkah terintegrasi tersebut, pemerintah berharap target eliminasi TBC pada 2030 dapat tercapai, seiring dengan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]