WahanaNews.co | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lakuakn sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami di pesisir pulau Jawa bagian selatan. Kebijakan ini dilakukan lantaran wilayah Purworejo disebut rawan gempa.
Mitigasi dilakukan dengan menggelar Sekolah Lapang Gempa (SLG) di Purworejo, Jawa Tengah. Di samping juga melakukan susur jalur guna memeriksa kelaikan jalur evakuasi, termasuk keberadaan rambu-rambu sepanjang jalur tersebut.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian mitigasi untuk menekan potensi resiko pada tingkat minimal selain inovasi teknologi yang terus dikembangkan oleh BMKG," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita dalam keterangannya, Sabtu (9/10/2021).
Dwikorita menyebut, literasi kebencanaan masyarakat harus diperkuat. Terlebih di era disrupsi informasi seperti sekarang ini banyak sekali disinformasi maupun berita bohong yang beredar ditengah masyarakat dan menimbulkan keresahan juga kepanikan.
Hal tersebut, kata dia, merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Maka dari itu, menurut Dwikorita, membangun literasi kebencanaan yang kuat membutuhkan sinergi dan kerja sama pentahelix, yaitu pelibatan pemerintah, pakar atau akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
"Kolaborasi yang kuat akan mempercepat langkah penyebaran pengetahuan tentang bencana, sehingga masyarakat semakin kuat dalam mendukung kebijakan dan strategi penanggulangan bencana," tuturnya.
Dwikorita mengatakan bahwa pemerintah daerah di sepanjang selatan Jawa harus terus meningkatkan kesiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Penyediaan, penambahan, dan perbaikan jalur-jalur evakuasi, kata dia, menjadi salah satu langkah tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami, Bambang S Prayitno menjelaskan, wilayah Kabupaten Purworejo merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami, karena lokasinya yang berhadapan dengan sumber gempa megathrust segmen Jawa dengan potensi gempa dengan magnitudo maksimum M8,7.