WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan Indonesia tidak memiliki kepentingan pribadi di Afghanistan, yang saat ini dikuasai Taliban.
Retno menuturkan pernyataan itu merupakan salah satu pesan yang diutarakannya saat bertemu petinggi Taliban di Doha, Qatar, pekan lalu.
Baca Juga:
Bangga! Kota Bandung Jadi Tuan Rumah ASEAN-India Artists Camp Exhibition 2025
"(Kepada Taliban) kami tegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki vested interests (kepentingan) di Afghanistan. Satu-satunya keinginan Indonesia adalah melihat Afghanistan yang stabil dan makmur," kata Retno kepada Komisi I DPR saat rapat dengar pendapat pada Kamis (2/9).
Dalam rapat dengan DPR itu, Retno juga memaparkan dua pesan utama Indonesia lainnya ke Taliban yakni pentingnya pembentukan pemerintahan inklusif di Afghanistan.
Retno juga mengatakan Indonesia meminta jaminan ke Taliban bahwa Afghanistan tidak menjadi sarang aktivitas teroris yang dapat mengancam stabilitas kawasan dan dunia.
Baca Juga:
Mendag Busan: Indonesia Tempuh Jalur Diplomasi dan Negosiasi
"Dari pembicaraan dengan Taliban yang saya lakukan di Doha pada 26 Agustus lalu, Taliban menyampaikan komitmen untuk berusaha keras membentuk pemerintahan yang inklusif," ucap Retno.
Menurut Retno, Taliban memang telah menunjuk sejumlah orang mengisi beberapa kursi menteri Afghanistan. Namun, Taliban mengaku itu hanya sementara sampai pemerintahan inklusif benar-benar terbentuk.
Retno menuturkan salah satu tantangan terbesar Taliban saat ini memang membentuk pemerintahan inklusif yang dapat mewakili seluruh lapisan masyarakat Afghanistan.
"Mereka (Taliban) mengatakan penunjukkan (menteri) ini sifatnya sementara," kata Retno.
Taliban terus memperkuat kontrolnya terhadap Afghanistan sejak berhasil menduduki sebagian besar wilayah termasuk Ibu Kota Kabul pada 15 Agustus lalu.
Taliban juga sudah menunjuk beberapa orang kepercayaannya untuk mengisi sejumlah kursi menteri seperti menteri pertahanan, menteri pendidikan, kepala intelijen, gubernur bank sentral, hingga gubernur Kabul.
Taliban bahkan mengklaim sedang mempersiapkan upacara untuk mengumumkan kabinet pemerintahan baru Afghanistan di Istana Kepresidenan Kabul dalam waktu dekat.
Selain isu Afghanistan, Retno juga memaparkan progres ASEAN dalam menangani krisis politik usai kudeta militer terjadi di Myanmar pada Februari lalu.
Retno mengatakan saat ini Indonesia masih terus memantau kinerja utusan khusus ASEAN untuk Myanmar yang baru-baru ini ditunjuk untuk membantu penyelesaian krisis politik di negara tersebut. [rin]