Tim Detasemen Khusus (Densus) 88
Antiteror menganalisis, ledakan tersebut berdaya ledak tinggi
atau high explosive.
"Serangan bom itu merupakan
tindakan yang tidak beradab, tidak mencintai kehidupan. Kami yakin aparat
penegak hukum dapat mengungkap motif kejahatan ini dan menangkap para
pelakunya," ujar Romo Benny.
Baca Juga:
Soal Bom Makassar Cuma Pengalihan Isu, Ini Kata Direktur CIIA
Sementara itu, Kepala Divisi Humas
Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono, mengatakan, hingga
Minggu (28/3/2021) siang, tercatat jumlah korban akibat
serangan bom bunuh diri tersebut sebanyak 14 orang.
Mereka umumnya mengalami luka di kaki,
kepala, lengan, betis, paha, leher, dan wajah.
Data kemudian bertambah pada sore
harinya, tercatat jumlah korban sebanyak 20 orang dengan luka beragam, mulai dari luka berat, sedang, hingga
ringan.
Baca Juga:
Hentikan Angkara Murka Bom Bunuh Diri
"Sampai saat ini, jumlahnya di RS Bhayangkara tujuh orang, RS Siloam empat orang.
Dari total dengan data luka ringan sudah pulang, sebanyak 20 orang. Ini
perkembangan terakhir," papar Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam, saat mengunjungi korban di RS Stella
Maris, Makassar.
Berdasarkan informasi yang diterima
polisi, pelaku serangan bom bunuh diri tersebut dua orang yang berboncengan
menggunakan sepeda motor.
Kedua terduga pelaku disebut sempat
berniat masuk ke halaman Gereja Katederal Makassar melalui pintu masuk di Jalan
Kajaulalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, tapi
dicegat petugas sekuriti. [qnt]