Penaklukan Jayakarta adalah tonggak baru bagi kekuasaan Belanda di tanah Betawi. Kota itu kemudian berganti nama jadi Batavia pada 1619 dan dipimpin oleh Gubernur Jenderal VOC yang pernah menjabat dua kali (1619-1623 dan 1627-1629) Jan Pieterszoon Coen.
Ia membangun segala macam fasilitas untuk menciptakan permukiman layak di wilayah yang dipimpinnya tersebut.
Baca Juga:
Museum Of The Future di Dubai Salah Satu Terindah di Dunia
Jan Pieterszoon Coen kemudian mendirikan sebuah balai kota di tepi timur Kali Besar pada 1620 yang bertujuan untuk menunjang pemerintahan VOC di Batavia.
Namun, bangunan itu dibongkar pada 1626 demi menghadapi serangan dari pasukan Sultan Agung.
Setahun kemudian, Jan Pieterzoon Coen memerintahkan untuk membangun kembali balai kota tersebut. Balai kota itu untuk sementara waktu bisa bertahan lama dan hanya memiliki satu masalah yaitu tanah yang tidak stabil.
Baca Juga:
Museum TNI AL 'Jalesveva Jayamahe' Dibuka untuk Umum, Ungkap Kejayaan Maritim Indonesia
Kondisi itu bertahan cukup lama. Bahkan, sampai Gubernur Jenderal VOC silih berganti.
Baru pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn (1704–1709) gedung itu dibongkar dan dibangun kembali di lokasinya yang sekarang yaitu di kota tua.
Gedung balai kota ketiga itu baru diresmikan oleh Gubernur-Jenderal Abraham van Riebeeck pada 10 Juli 1710.