Lebih lanjut Brigjen Pol Nurwakhid menjelaskan, intoleransi sesungguhnya merupakan awal dari radikalisme dan terorisme. Sikap yang tidak senang terhadap keragaman akan mendorong lahirnya pemahaman yang radikal yang pada akhirnya berwujud dalam aksi teror.
“Saya sangat berbangga karena kehidupan sosial, budaya dan keagamaan di Kaltim ini terjalin sangat baik, toleran dan harmonis. Sikap toleransi dan moderasi inilah yang dibutuhkan di Kaltim sebagai salah satu modal ibu kota baru nantinya yang ramah terhadap perbedaan,” tegasnya.
Baca Juga:
Khusus Jaga Keamanan Kota Nusantara, TNI Kerahkan 100 Prajurit
Namun, menurutnya, masyarakat perlu mewaspadai perubahan strategi kelompok radikal terorisme akhir-akhir ini. Dalam beberapa kasus kelompok radikal terorisme kerap menggunakan strategi taqiyah (menyembunyikan identitas) dan tamkin (penguasaan wilayah).
“Strategi tamkin ini sering dilakukan kelompok radikal terorisme akhir-akhir ini terutama dalam menginfiltrasi ke berbagai organisasi dan lembaga kemasyarakatan, termasuk di IKN ini. Dan kita telah antisipasi sejak awal dari hulu dengan memperkuat masyarakat moderat di Kaltim ini,” jelasnya.
Senada dengan Nurwakhid, Hadi Mulyadi mengatakan Kaltim merupakan salah satu provinsi yang sangat kondusif sebagai calon ibu kota dari aspek sosial politik. Dalam sejarahnya, tidak ada konflik sosial dan kerusuhan besar terjadi di provinsi ini.
Baca Juga:
Studi Banding ke Mesir, Turki, dan India Dibatalkan, IKN Andalkan Riset Online
“Ketika saya diberikan kesempatan mendampingi Presiden dalam kunjungan ke Kaltim dan ditanya kesiapan Kaltim sebagai IKN, tanpa mengurangi rasa hormat, saya tegaskan di Kalimantan lain pernah terjadi konflik sosial. Tetapi di Kalimantan Timur sejak berdirinya kerajaan Kutai Kartanegara hingga hari ini tidak pernah ada kerusuhan besar,” terangnya.
Secara demografis Kaltim terdiri dari masyarakat yang beragam dari sisi agama, etnik, dan budaya. Namun, keragaman itu tidak pernah memunculkan gejolak dan konflik sosial.
Artinya, menurut Hadi, Kalimantan Timur sejak dulu siap hidup berdampingan dengan suku, etnik, dan agama mana pun.