Tinggal sebulan lebih, ia mengeluhkan soal biaya hidup sehari-hari tinggal di rusun. Bekerja sebagai juru parkir di seputaran Tol Angke dirasa tidak cukup untuk menafkahi istri dan dua anaknya.
“Saya kan kerjanya jaga parkir. Ya paling sehari dapat 30 ribu, paling banyak 40 ribu. Itu untuk biaya orang di rumah,” ujarnya.
Baca Juga:
Maruarar Sirait Minta Lahan Milik BUMN Bisa Dibangun Rumah Rakyat
Arian yang tidak lulus SD itu meminta pemerintah melalui instansi terkait untuk melakukan pendampingan agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga dapat membantu kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Waktu itu sudah pernah dikumpulkan untuk diajukan pekerjaan, tapi kan ijazah SD saya kan tidak ada. Nah waktu itu, dibilang tunggu informasi selanjutnya, sampai hari ini belum ada,” ungkap Arian.
Ia juga mengeluhkan soal pendidikan anak-anak. Sampai sekarang, anak pertamanya yang TK masih ikut di daerah seputaran Tol Angke.
Baca Juga:
Kemensos Gandeng Kementerian PKP dan BPS Gunakan DTSEN untuk Program BSPS
“Saya setiap pagi harus mengantar anak pertama saya untuk TK di sana. Saya pulang pergi naik angkot,” tambahnya.
Untuk mencari tambahan pemasukan, saat ini Arian bersedia menerima pekerjaan freelance, pekerjaan apa saja yang positif untuk menambah biaya kebutuhan keluarga.
Arian tak lupa juga untuk berterima kasih atas bantuan yang ia terima dari pemerintah sampai saat ini termasuk bantuan pengurusan KTP dan KK tanpa dipungut biaya.