WahanaNews.co, Jakarta - Pendeta Gilbert Lumoindong kembali menarik perhatian publik. Kehidupan pendeta yang pernah jadi pembawa acara rohani pada tahun 1990-an itu diwarnai sejumlah kontroversi.
Pengurus Pusat Gereja Bethel Indonesia (GBI) menegur Pendeta Gilbert pada tahun 2022 karena pernyataannya yang dianggap memojokkan tentang kasus pembunuhan yang melibatkan Brigadir J.
Baca Juga:
Pendeta Gilbert Pernah Sanjung Anies Baswedan, Ucapannya Diprotes Netizen
Gilbert menyatakan dalam sebuah tayangan di YouTube bahwa Putri Candrawati, istri Ferdy Sambo, telah dilecehkan oleh Brigadir J. Kontroversi tersebut cepat menjadi viral meskipun Pendeta Gilbert akhirnya meminta maaf dan mencabut pernyataannya.
Pernyataan itu bahkan sempat membuat ayah Brigadir J Samuel Hutabarat marah pada pertengahan Oktober 2023 silam.
Melansir Hops.id yang mengutip dari dalam kanal YouTube Uya Kuya TV pada hari Kamis (18/4/2024), Gilbert Lumoindong mengatakan Brigadir J mungkin melakukan pelecehan seksual kepada Putri Candrawathi, yang membuat Ferdy Sambo marah dan melakukan pembunuhan.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Ayah Brigadir J menyatakan kekecewaannya karena seorang rohaniawan diduga telah memfitnah anaknya.
Ayahanda Brigadir J menulis dalam pesan yang ia kirimkan kepada pendeta Gilbert, "Pendeta Gilbert, saya menyayangkan sikap anda selaku rohaniawan memfitnah orang yang sudah meninggal, seharusnya anda berdoa untuk masalah ini."
Namun, Gilbert pun beri jawaban yang mengejutkan
Dia mengaku mengetahui adanya pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh Nofriansyah Yosua Hutabarat kepada istri Ferdy Sambo tersebut dari saksi-saksi yang dapat dipercaya, ia juga mengucap atas nama Tuhan bahwa apa yang disampaikan dalam video itu adalah benar adanya.
"Nggak usah kita ribut! bapak tidak tahu apa yang terjadi di Magelang, ibu Putri lebih tahu. Jujurlah dengan nama Yesus, kalau bapak tidak tahu, bapak akan berasumsi ‘anak saya baik," jawab Gilbert melalui pesan suara.
"Maaf pak, Yosua memang anak baik tapi dia telah berbuat hal kepada ibu Putri dan banyak saksinya. Kalau saya mengucapkan perkataan yang salah, Tuhan Yesus akan menghakimi saya. Tetapi juga sama, jika bapak tidak tahu tapi berbicara seenaknya, maka bapak akan siap menanggungnya," lanjutnya.
Tidak hanya itu, gaya hidup mewah Pendeta Gilbert juga menjadi sorotan. Dia diduga memamerkan barang-barang mewah dengan harga fantastis, hingga dicurigai menyalahgunakan dana gereja.
Potret dirinya yang mengenakan aksesoris seperti jam tangan mewah dengan merek terkenal seperti Cartier dan Rolex, serta barang-barang mewah lainnya, menjadi bahan gunjingan di media sosial.
Kekinian, Pdt. Gilbert kembali menuai kontroversi usai ceramahnya viral di media sosial. Dalam ceramah tersebut, Pendeta Gilbert membandingkan praktik zakat dalam Islam dengan ajaran Kristen.
"Saya Islam diajari bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya. Saya bilang, lu (zakat) 2,5 (persen) gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, (kami) disucikan oleh darah Yesus," ujar Pendeta Gilbert.
Pendeta Gilbert kemudian menghubungkan praktik zakat yang berbeda tersebut dengan kewajiban ibadah umatnya.
Menurutnya, zakat yang lebih besar dalam agama Kristen membuat umatnya tidak perlu repot bergerak dalam ibadah. Sementara umat Islam harus melakukan shalat karena hanya diwajibkan membayar zakat sebesar 2,5 persen.
"Kita kan bayar 10 persen, makanya kita kebaktian tenang aja, paling berdiri, tepuk (tangan), ya santai. Tapi kalau 2,5 setengah mati," ujar Pendeta Gilbert sembari mempraktikkan gerakan solat.
"Yang paling berat terakhirnya mesti lipat kaki, nggak semua orang bisa. Tapi yaudahlah, 2,5 (persen zakatnya)," katanya lagi.
Ceramah ini memicu reaksi keras netizen. Mereka menganggap perbandingan antaragama ini sangat sensitif.
Pendeta Gilbert Lumoindong akhirnya menemui Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla, untuk memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas ceramahnya yang menyebabkan kontroversi.
Pendeta Gilbert menyatakan bahwa dia tidak bermaksud menghina umat Islam. Dia menegaskan bahwa video ceramah yang viral tersebut telah diedit dan dipotong sehingga menimbulkan persepsi yang tidak baik.
“Sekali lagi saya minta maaf atas kegaduhan ini, tapi percayalah kebersamaan Indonesia selalu ada di hati saya dan selalu ada persatuan karena dasar khotbahnya kalau didengar hari itu justru tentang kasih, kasihlah sesamamu.”
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]