Cuaca ekstrem kembali mengintai sejumlah wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang diprakirakan akan terjadi pada 20-21 April 2025.
Menurut BMKG, kondisi atmosfer yang tidak stabil ini berkaitan dengan munculnya Siklon Tropis Errol yang terpantau telah terbentuk sejak 16 April 2025 di Samudra Hindia, tepatnya di bagian selatan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga:
Tapanuli Utara Diguncang Gempa Magnitudo 4,0, BMKG Ungkap Hal Ini
Siklon Errol dilaporkan bergerak ke arah tenggara, disertai kecepatan angin maksimum mencapai 100 knot dan tekanan udara minimum sebesar 945 hPa. Sistem ini membawa dampak tidak langsung terhadap cuaca di wilayah sekitar.
“Keberadaan sistem ini secara tidak langsung berpotensi menimbulkan gangguan cuaca berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta gelombang tinggi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan NTT,” tulis BMKG dalam keterangannya.
Tak hanya itu, BMKG juga mengamati keberadaan sistem lain berupa Bibit Siklon Tropis 97S yang terletak di Laut Arafura, tepatnya di barat daya Merauke.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Bibit siklon ini menunjukkan arah pergerakan menuju timur hingga tenggara, dengan kecepatan angin maksimum sebesar 20 knot dan tekanan udara di sekitar 1006 hPa.
Bibit 97S dinilai dapat memperkuat potensi hujan sedang hingga lebat di kawasan Kepulauan Aru dan Kabupaten Merauke, serta meningkatkan tinggi gelombang di Laut Arafura dan Perairan Asmat.
Selain pengaruh langsung dari sistem siklonik tersebut, BMKG menambahkan bahwa kondisi cuaca Indonesia juga sedang dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer lainnya.
Di antaranya adalah aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency.
“Di samping itu, terbentuknya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu turut memicu terbentuknya daerah perlambatan dan pertemuan angin (konvergensi), yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi pertumbuhan awan konvektif secara signifikan di beberapa wilayah Indonesia,” ujar BMKG.
Dengan berbagai faktor atmosfer tersebut yang saling bertumpuk, sejumlah daerah pun berada dalam status waspada. Lantas, daerah mana saja yang berpotensi diguyur hujan deras selama dua hari ke depan?
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]