WahanaNews.co | Menko PMK Muhadjir Effendy buka suara terkait kebijakan Singapura melarang Ustaz Abdul Somad atau UAS masuk ke negaranya pada 16 Mei 2022.
Muhadjir mengatakan, ada etika yang harus dijaga dalam hubungan antarnegara.
Baca Juga:
2 Orang Penyebar Berita Hoax Penangkapan UAS soal Rempang Ditangkap Polisi
"Pokoknya begini, hidup bertetangga itu tidak hanya dalam arti rumah ke rumah, antarsesama negara itu juga ada etika, ada tata cara, saling menghormati," kata Muhadjir Effendy menjawab pertanyaan wartawan, dikutip dari Antara, Kamis (19/5).
Eks Mendikbud itu mengatakan hidup bertetangga yang baik perlu didukung dengan komunikasi yang baik.
"Sebaiknya sama dengan bertetanggalah, mulai dari menjaga lidah, menjaga mulut, menjaga tangan sehingga kita bisa hidup enak, kita bisa bertamu ke tetangga juga enak, tidak perlu diusir. Sebaliknya juga begitu, kita menerima tetangga datang juga dengan enak," kata Muhadjir.
Singapura pada Senin (16/5), menolak masuk UAS yang berkunjung bersama keluarganya untuk berlibur.
Pasalnya, Singapura memandang UAS sebagai sosok yang kerap menyebarkan ajaran ekstrem dan menjurus pada perpecahan.
Baca Juga:
Ribuan Jamaah Antusias Hadiri Ceramah Ramadhan UAS di GOR Baturaja-Sumsel
Mereka merasa, sentimen seperti itu adalah ancaman terhadap warga Singapura yang multiras dan multiagama.
Salah satunya, ketika Somad disebut berceramah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”.
"Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin kafir (roh/setan)," ucap Kemendagri Singapura.