WahanaNews.co | Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bicara ancaman Jakarta tenggelam saat mengunjungi
Kantor Direktur Intelijen Nasional.
Hal ini dikutip dari situs resmi White House.
Baca Juga:
Jakarta di Prediksi Bakal Tenggelam
Awalnya, Biden
bicara ancaman terbesar AS, yaitu perubahan iklim.
Indonesia pun disebut terkait ancaman
tenggelam dan rencana Indonesia memindahkan ibu kota negara.
"Tapi apa yang terjadi --apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam
10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu
kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" kata dia.
Baca Juga:
Usia 6 Negara Ini Diprediksi Tinggal 100 Tahun Lagi, Termasuk Indonesia!
Kepala Balai Konservasi Air Tanah,
Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Isnu Hajar
Sulistyawan, mengatakan, apa yang disampaikan Joe Biden itu menggunakan
perhitungan linier.
Namun, berdasarkan pengamatan Badan
Geologi, tidak semua penurunan muka tanah di wilayah DKI Jakarta terjadi secara
linier.
Bahkan, tidak semua wilayah di Jakarta
Utara (Jakut), daerah yang paling rentan, mengalami penurunan tanah yang sama
cepatnya.
"Kalau yang disampaikan Joe Biden
itu dihitung linier. Mereka hitung dari interpretasi linier, dihitung rate dari
kemarin sampai sekarang," paparnya, dikutip Sabtu
(31/7/2021).
Dia menyebut, penurunan tanah di
sekitar Tanjung Priok itu tercatat 0,8 cm per tahun.
Namun, ada juga penurunan tanah di
Jakarta Utara yang lebih cepat, seperti di Pluit yang mencapai 8,6 cm per tahun.
Terdapat sumur pantau untuk melihat
penurunan muka tanah di daerah Banjir Kanal Timur (BKT).
Sumur tersebut memiliki kedalaman 300
meter sejak 1997, penurunan rata-ratanya 1,64 cm per tahun, tapi dalam 10 tahun
terakhir dia sebut penurunannya melandai.
"Memang ada yang katakan 50 tahun
ke depan, 10 tahun ke depan, tapi berdasarkan data kita ya seperti itu,"
lanjutnya.
Salah satu yang menyebabkan penurunan
tanah di DKI Jakarta, menurutnya, adalah
karena pemakaian air tanah.
Mengenai hal ini, menurutnya
pemerintah sudah berupaya melakukan pencegahan pemakaian air tanah yang
berlebihan.
"Selama ini beberapa peneliti
juga fokus ke air tanah, Badan Geologi fokus di Jakarta bentuk balai konservasi
air tanah, lakukan fokus ke air tanah ini," jelasnya. [dhn]