WahanaNews.co | Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mewanti-wanti pemerintah untuk mewaspadai berbagai tantangan ekspor. Pasalnya, ini sangat berpengaruh dalam mendukung pemulihan nasional.
“Pemulihan ekspor kita lebih baik dibandingkan pemulihan ekonomi domestik, tapi dua hal yg perlu diingat,” katanya dalam Asian Development Outlook 2021 di Jakarta, Rabu.
Baca Juga:
Kebijakan Proteksionisme Trump Berpotensi Pukul Ekspor Indonesia
Yose mengatakan sebagian besar ekspor didorong oleh kenaikan ekspor komoditas seperti minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), produk besi dan baja, hingga komoditas lainnya. “Kenaikan hingga 70 persen terkait harganya bila dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
Ia mengingatkan Indonesia harus berhati-hati terhadap pendorong yang menyebabkan kenaikan ekspor komoditas ini karena meskipun ada kenaikan permintaan, namun sebagian besar muncul karena efek kenaikan harga.
Menurutnya, efek harga berpotensi tidak berlanjut apabila isu pasokan tidak diatasi dalam waktu dekat, sehingga pemerintah perlu hati-hati melihat kenaikan ekspor meskipun ini membantu proses pemulihan ekonomi Indonesia.
Baca Juga:
Mendag Budi Lepas Kontainer ke-400.000 Produk Makanan Olahan ke 15 Negara
Selain itu, lanjut dia, adanya isu konektivitas dan logistik yang menjadi kendala utama dalam mendorong ekspor Indonesia.
Terlebih lagi, belakangan ini terdapat kemacetan kontainer yang besar di beberapa pelabuhan besar di California serta adanya penutupan beberapa pelabuhan besar di China.
“Ini akan mempengaruhi ekspor Indonesia,” ujarnya.