WahanaNews.co | Anggota
DPD RI, Tamsil Linrung, mengklarifikasi pernyataannya yang menyinggung sosok
Duta Besar (Dubes) RI yang kerap mencaci maki Arab Saudi.
Baca Juga:
Perjalanan Epik KRI Diponegoro-365: Tiba di Salalah setelah Empat Hari Berlayar
Tamsil mengungkapkan Dubes RI untuk Arab Saudi yang dia
maksud bukanlah Agus Maftuh Abegebriel.
Klarifikasi itu disampaikan Tamsil melalui sebuah video.
Dalam videonya, Tamsil merasa perlu menjelaskan soal pernyataannya yang menilai
pemerintah Indonesia kurang sensitif dalam menempatkan dubesnya di Arab Saudi.
"Di dalam wawancara tersebut, saya menyampaikan bahwa
Indonesia kurang sensitif dalam menempatkan duta besarnya di Arab Saudi. Menempatkan
seorang duta besar yang sering mencaci maki Indonesia dan sering mencaci Arab
Saudi, bahkan menyebut Arab Saudi sebagai negara biadab. Itu tentu sesuatu yang
sangat keliru," kata Tamsil dalam videonya, Selasa (22/6/2021).
Baca Juga:
Kemnaker Perluas Kesempatan Kerja Nakes RI di Kuwait
Tamsil Linrung mengakui dalam wawancara tersebut dia tidak
menyebutkan identitas dubes dimaksud, sehingga muncul persepsi bahwa yang
dimaksud Tamsil adalah Agus Maftuh. Padahal yang dimaksud adalah Zuhairi
Misrawi.
"Namun, dalam kesempatan itu, saya tidak menyebutkan
siapa yang saya maksud, sehingga ada persepsi seolah-olah duta besar yang saya
maksud itu adalah Pak Agus Maftuh," terang Tamsil.
"Yang saya maksudkan bukan Pak Agus Maftuh, tapi adalah
satu nama yang sebelumnya, beberapa bulan lalu, Presiden RI mengirim ke DPR
nama tersebut untuk ditempatkan sebagai dubes di Arab Saudi, yakni namanya
Zuhairi Misrawi," ungkapnya menambahkan.
Dalam video klarifikasinya, Tamsil sempat menunjukkan foto
Zuhairi. Anggota DPD yang mewakili masyarakat Sulawesi Selatan itu juga sempat
menirukan pernyataan Zuhairi tentang Arab Saudi.
Ini pernyataan lengkap Tamsil:
Saya Tamsil Linrung
anggota DPD RI. Beberapa hari lalu saya diwawancara Hersubeno Arief. Dalam
wawancara tersebut terasa ada sesuatu yang penjelasannya saya kurang tegas.
Karena itu saya ingin kembali menegaskan di sini supaya tidak terjadi persepsi
yang keliru.
Di dalam wawancara
tersebut saya menyampaikan bahwa Indonesia kurang sensitif dalam menempatkan
duta besarnya di Arab Saudi. Menempatkan seorang duta besar yang sering mencaci
maki Indonesia dan sering mencaci Arab Saudi, bahkan menyebut Arab Saudi
sebagai negara biadab. Itu tentu sesuatu yang sangat keliru.
Namun dalam kesempatan
itu saya tidak menyebutkan siapa yang saya maksud, sehingga ada persepsi
seolah-olah duta besar yang saya maksud itu adalah Pak Agus Maftuh. Yang saya
maksudkan bukan Pak Agus Maftuh, tapi adalah satu nama yang sebelumnya,
beberapa bulan lalu Presiden RI mengirim ke DPR nama tersebut untuk ditempatkan
sebagai dubes di Arab Saudi, yakni namanya Zuhairi Misrawi.
Ini fotonya. Ini yang
saya maksud, lengkap dengan pernyataan-pernyataannya. Nanti saya bisa kirimkan
apa saja yang dia katakan tentang Saudi. Termasuk pendapatnya tentang umrah,
"umrah itu sesuatu yang hanya menghamburkan uang, hanya membantu devisa Arab
Saudi, dan kita hanya dikadali oleh Arab Saudi".
Karena itu, beliau
menyampaikan, "seharusnya kita tidak perlu umrah. Kalau mau cukup ziarah kubur
dan berdoa di sana dengan membaca Surat Yasin. Tak perlu mengeluarkan uang yang
banyak". Namun yang seperti ini yang mau ditempatkan sebagai duta besar, dan
diharapkan dia akan melakukan negosiasi untuk meningkatkan kuota haji kita. Saya
kira ini betul-betul tidak sensitif. Itulah yang saya maksud. Mudah-mudahan
dengan ini menjadi jelas. [dhn]