WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah progresif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas dalam menangani persoalan sampah mendapat apresiasi dari Aliansi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran.
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menyatakan bahwa rencana Pemkab Banyumas membangun 12 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) pada tahun 2026 patut diapresiasi dan dijadikan teladan oleh daerah-daerah lain.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Pembangunan PLTSa di 33 Kota, Ubah 70 Juta Ton Sampah Jadi 6.000 MW Listrik Per Tahun
"Dengan produksi sampah mencapai 700 ton per hari, Banyumas berani mengambil keputusan strategis untuk memperluas jangkauan pengolahan sampah ke kecamatan-kecamatan yang belum terlayani. Ini bukan hanya soal kebersihan lingkungan, tapi juga pembangunan ekosistem ekonomi hijau di daerah," ujar Tohom pada Selasa (23/7/2025).
Tohom menilai bahwa pembangunan 12 TPST baru merupakan langkah nyata yang tidak hanya menjawab kebutuhan teknis pengelolaan sampah, tetapi juga membuka ruang bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kelompok swadaya pengelola sampah.
Ia menyebut pendekatan ini sebagai model "sirkular berbasis warga" yang semakin relevan di tengah krisis tata kelola sampah nasional.
Baca Juga:
Pemerintah Tegaskan Aturan Sampah Kawasan, PIK Jadi Sorotan Utama
"Dengan optimalisasi produksi RDF (Refuse Derived Fuel), sinergi antara pemerintah daerah, BUMD, dan mitra internasional seperti UNCDF menjadi bukti bahwa inovasi bisa hadir jika ada kemauan politik dan perencanaan yang matang," lanjut Tohom.
Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan ini mengatakan bahwa pembangunan TPST yang saling terhubung seperti Banyumas dan sekitarnya juga penting untuk menjaga efisiensi rantai distribusi pengelolaan sampah regional.
Ia mengingatkan bahwa pengelolaan sampah tidak bisa dipandang sebagai urusan lokal semata, tetapi harus menjadi agenda lintas-wilayah.
"Model Banyumas ini layak direplikasi. Daerah lain harus belajar bahwa tanpa landfill pun, selama ada sistem pengolahan yang terintegrasi dan berkelanjutan, penanganan sampah bisa dilakukan dengan efektif," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyumas, Widodo Sugiri, menjelaskan bahwa volume sampah harian di Banyumas mencapai 700 ton, dan baru sekitar 493 ton yang bisa diolah setiap hari oleh 36 kelompok swadaya masyarakat.
Sisanya masih menjadi pekerjaan rumah.
Ia menambahkan bahwa pembangunan 12 TPST akan difokuskan pada kecamatan-kecamatan yang belum memiliki layanan pengelolaan sampah seperti Gumelar, Lumbir, Somagede, Kemranjen, dan Tambak.
Selain itu, Banyumas juga mendapat hibah sebesar 150.000 dolar AS dari UNCDF untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi RDF, baik melalui PT Banyumas Investama Jaya maupun mitra swasta Greenprosa.
Upaya ini turut didukung oleh industri seperti Pabrik Semen Bima yang direncanakan mulai memanfaatkan RDF pada September 2025.
Pengolahan sampah tanpa TPA landfill juga sudah diterapkan selama enam tahun terakhir di Banyumas, menjadikannya pionir dalam pendekatan pengelolaan sampah berkelanjutan di Indonesia.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]