Pemanfaatan Sampah Pangan Jadi Pupuk hingga Bio Solar
Kepala SPPG Margomulyo, Joni Prasetyo, menjelaskan bahwa dapurnya menerapkan sistem pengelolaan limbah terpadu mulai dari pemanfaatan lahan hingga daur ulang limbah pangan.
Baca Juga:
Tahun Depan Mensos Siapkan Menu MBG Rp15 Ribu untuk Lansia dan Disabilitas
"Kami memanfaatkan biopori sebagai resapan air sekaligus media pengolahan limbah organik. Tidak ada sisa makanan yang tidak dimanfaatkan. Limbah organik kami jadikan pakan maggot atau masuk ke biopori sebagai pupuk organik," jelas Joni.
Untuk limbah non-organik seperti minyak jelantah, plastik, dan residu lainnya, pihak SPPG bekerja sama dengan Tempat Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TP3SR).
"Tidak ada sisa makanan yang tidak dimanfaatkan, limbah organik menjadi makan maggot dan biopori pupuk organik. Untuk limbah non-organik kolaborasi dengan TP3SR untuk diolah menjadi bio solar ramah lingkungan," kata Joni.
Baca Juga:
Program Makan Bergizi Gratis Capai Puluhan Juta Penerima, BGN dan Kemenkes Sinkronkan Data Kasus Keracunan
Dalam kesempatan itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawaty, turut mengapresiasi langkah tersebut.
Menurutnya, praktik zero waste yang dilakukan SPPG Margomulyo menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan ekosistem pangan yang sehat sekaligus berkelanjutan.
Molly menambahkan, penerapan dapur ramah lingkungan sejalan dengan kampanye nasional untuk mengurangi sampah dan memaksimalkan ekonomi sirkular. Ia berharap praktik baik tersebut dapat menjadi inspirasi bagi seluruh SPPG di Indonesia.