WAHANANEWS.CO, Jakarta - Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Partai Demokrat, Yan Harahap, menilai pernyataan Eks Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sulit untuk dipercaya.
Pernyataan tersebut merujuk pada tanggapan Ahok terkait kasus dugaan korupsi di Pertamina.
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa, Tantang Kejagung Lakukan Sidang Terbuka
“Omongannya susah dipegang. Tonton sampai habis. ‘Belangnya makin nyata’,” ujar Yan Harahap melalui akun X pribadinya pada Senin, (3/3/2025).
Dalam unggahannya, Yan membagikan pernyataan Ahok dalam podcast bersama Liputan 6 pada Februari 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Ahok mengaku tidak memiliki banyak kewenangan di Pertamina karena hanya menjabat sebagai Komisaris Utama, bukan Direktur Utama.
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa Kejagung, Kasus Korupsi BBM Pertamina Seret Banyak Nama
“Karena saya nggak bisa apa-apa, saya di luar kekuasaan,” ujar Ahok dalam podcast bersama Liputan 6, Jumat (28/2/2025).
“Oh nggak, saya nggak pernah kewalahan. Saya tekan, cuman masalahnya saya nggak berani dikasih Dirut. Saya bilang berkali-kali kok, kalau betul mau bersihkan Pertamina, saya itu Dirut bukan Komut,” lanjutnya.
Pernyataan tersebut kemudian dibandingkan dengan wawancaranya dalam podcast bersama Najwa Shihab pada 4 Juli 2024.
Dalam wawancara tersebut, Ahok mengaku pernah ditawari jabatan Direktur Utama Pertamina oleh Presiden Jokowi, namun menolaknya. Ia mempertanyakan mengapa tawaran itu datang terlambat.
“Beliau (Jokowi) panggil saya, kali ini disuruh saya jadi Dirut Pertamina. Ya cuman saya bilang kenapa baru sekarang. Kan udah bagus, udah untung. Saya bilang, saya jadi Komut juga saya sudah happy kok, selama Dirutnya mau nurut sama saya kan,” ungkap Ahok.
“Kan nggak pernah rugi, dari rugi terus bisa untung-untung-untung sampai tertinggi itu kan, 4 tahun terakhir kan,” tambahnya.
Ahok menegaskan bahwa dirinya lebih nyaman menjabat sebagai Komisaris Utama dibandingkan sebagai Direktur Utama.
“Terus dia bilang kenapa, saya masih bercanda begini, bukan pak, kalau ada orang lain, orang lain aja pak. Paling enak jadi Komut Pak. Loh kenapa? Saya lagi terapi ini pak. Terapi apa? Terapi main golf, terapi piano, Mandarin, saya les pak,” ujarnya menirukan percakapannya dengan Jokowi.
“Jangan saya pak, lebih baik orang lain aja pak. Karena yang paling bahagia jadi orang itu ada duit ada waktu. Kalau saya jadi Dirut ada duit nggak ada waktu. Makanya saya kurang minat saya bilang,” tandasnya.
Selain itu, pernyataan Ahok pada Februari 2020 juga menjadi sorotan. Dalam wawancaranya dengan media, ia mengaku pernah ditawari posisi Direktur Utama, tetapi tidak diperbolehkan merangkap jabatan di tempat lain.
Saat itu, Ahok mengaku tengah menjalankan bisnis jagung dan ayam, sehingga memilih untuk tidak menerima tawaran tersebut."
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]