Setelah mengenali dan menetapkan lokasi rawan, selanjutnya petugas penyelamat pantai dapat segera menempatkan bendera peringatan larangan mandi di laut, disertai pengawasan ketat maupun tindakan pencegahan mandi di zona berbahaya.
Baca juga: Pasir Pantai Tak Hanya Putih tapi Ada Pink, Hijau dan Hitam, Apa Penyebabnya?
Baca Juga:
Pimpinan Kelompok Ritual Pantai Payangan Diperiksa
"Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka upaya mitigasi 'rip current'. Penguatan pengetahuan mengenai bahaya arus ini dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada tim SAR, petugas penyelamat pantai, pengelola wisata, pedagang dan masyarakat setempat," jelas Daryono.
Dengan memahami karakteristik dan bahaya rip current ini, dia berharap agar mereka semua bisa turut berperan aktif dalam upaya mitigasi bencana arus laut.
Di samping perlunya peningkatan fasilitas penyelamatan pantai, secara berkala perlu dilakukan pelatihan khusus mengenai teknik-teknik penyelamatan korban rip current, bagi para petugas penyelamat pantai serta tim SAR.
Baca Juga:
Bacaan Ritual Tidak Masalah, MUI: Anehnya Kenapa Dilaksanakan di Pantai ketika Ombak Besar
Daryono menilai bahwa pihak-pihak tersebut adalah barisan terdepan yang bertugas melakukan usaha penyelamatan dan pencarian korban. Sehingga mereka harus memahami seluk-beluk bahaya arus itu secara lebih mendalam.
"Perlu adanya sosialisasi singkat bahaya arus 'rip current' kepada setiap rombongan masyarakat atau wisatawan yang baru datang dan akan mandi di pantai," imbau Daryono.
Musibah ritual maut Pantai Payangan di Jember menewaskan 11 orang. Saat mereka sedang melakukan meditasi di pantai tersebut, ombak besar datang dan menyeret para peserta ritual. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.