Pemerintah menilai, program ini menjadi bukti nyata keberpihakan negara terhadap pelayanan publik yang berkeadilan.
Hingga 20 Oktober 2025, tercatat lebih dari 46,9 juta orang telah mendaftar, dan 43,9 juta di antaranya telah mendapatkan layanan kesehatan gratis.
Baca Juga:
Carut Marut Penambangan Emas PT BSI di Banyuwangi, Ini Kata Pemerhati Lingkungan Amir Ma’ruf Khan
Pemeriksaan dilakukan di 10 ribu puskesmas dan 125 ribu sekolah, mencakup pengukuran tekanan darah, gula darah, kadar hemoglobin, serta penilaian status gizi.
Selain memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, program ini juga menghasilkan data kesehatan nasional yang sangat penting untuk perencanaan kebijakan di tingkat pusat dan daerah.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa obesitas sentral, diabetes, dan hipertensi masih menjadi tantangan utama kesehatan masyarakat.
Baca Juga:
Pemerintah Siapkan 66 Rumah Sakit Modern, Prabowo: Standarnya Tidak Boleh Kalah dari RS KEI
Kondisi perut buncit, misalnya, terbukti meningkatkan risiko dua kali lipat terkena diabetes dan hipertensi, yang berpotensi memicu stroke dan penyakit jantung.
Masalah kesehatan gigi juga cukup tinggi ditemukan di berbagai wilayah.
Di sisi lain, penanganan TBC juga menunjukkan hasil positif. Berdasarkan data Sistem Informasi TBC (SITB) per 5 Oktober 2025, penemuan kasus mencapai 621 ribu orang, atau 57 persen dari estimasi nasional.