WahanaNews.co | Proses identifikasi korban jatuhnya
pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terus dilakukan tim Disaster
Victim Identification (DVI) Polri.
Data
antemortem dan postmortem bertambah. Begitu juga dengan jumlah korban yang
teridentifikasi.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Di sisi
lain, operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang diperpanjang selama tiga
hari, otomatis akan membuat data postmortem kian bertambah.
Berikut
rangkuman terkait perkembangan identifikasi korban Sriwijaya Air SJ-182
hingga Senin (18/1/2021).
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
34 Korban
Teridentifikasi
Tim DVI
berhasil mengidentifikasi lima korban pada Senin (18/1/2021)
kemarin. Lima
korban tersebut teridentifikasi dari hasil pencocokan DNA.
"Pertama
atas nama Didik Gunardi, laki-laki berusia 49 tahun. Kedua, Athar
Rizki Riawan, laki-laki, berusia 8 tahun," ujar Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, saat
konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Senin
(18/1/2021).
Tiga
orang lainnya adalah Gita Lestari (perempuan, 36 tahun), Fathima Ashalina (perempuan,
2 tahun), dan Rahmania Ekananda (perempuan, 39 tahun).
Berikut
daftar korban Sriwijaya Air SJ-182 yang telah teridentifikasi:
1. Okky
Bisma (30), pramugara Sriwijaya Air, teridentifikasi 11 Januari 2021;
2.
Fadly Satrianto (38), co-pilot NAM, teridentifikasi 12 Januari 2021;
3.
Khasanah (50), teridentifikasi 12 Januari 2021;
4. Asy
Habul Yamin (36), teridentifikasi 12 Januari 2021;
5.
Indah Halimah Putri (26), teridentifikasi 13 Januari 2021;
6. Agus
Minarni (47), teridentifikasi 13 Januari 2021;
7.
Ricko Mahulette (32), teridentifikasi 14 Januari 2021;
8.
Ihsan Adhlan Hakim (33), teridentifikasi 14 Januari 2021;
9.
Supianto (37), teridentifikasi 14 Januari 2021;
10. Pipit
Supiyono (23), teridentifikasi 14 Januari 2021;
11. Mia
Tresetyani (23), pramugari Sriwijaya Air, teridentifikasi 14 Januari 2021;
12.
Yohanes Suherdi (37), teridentifikasi 14 Januari 2021;
13.
Toni Ismail (59), teridentifikasi 15 Januari 2021;
14.
Dinda Amelia (15), teridentifikasi 15 Januari 2021;
15.
Isti Yudha Prastika (34), teridentifikasi 15 Januari 2021;
16.
Putri Wahyuni (25), teridentifikasi 15 Januari 2021;
17.
Rahmawati (59), teridentifikasi 15 Januari 2021;
18.
Arneta Fauziah, teridentifikasi 16 Januari 2021;
19.
Arifin Ilyas (26), teridentifikasi 16 Januari 2021;
20.
Makrufatul Yeti Srianingsih (30), teridentifikasi 16 Januari 2021;
21.
Beben Sopian (58), teridentifikasi 16 Januari 2021;
22.
Nelly (49), teridentifikasi 16 Januari 2021;
23.
Rizky Wahyudi (26), teridentifikasi 16 Januari 2021;
24.
Rosi Wahyuni (51), teridentifikasi 16 Januari 2021;
25. Fao
Nuntius Zai, bayi berumur 11 bulan, teridentifikasi 17 Januari 2021;
26.
Yuni Dwi Saputri (34), pramugari Sriwijaya Air, teridentifikasi 17 Januari 2021;
27. Lu
Iskandar (52), teridentifikasi 17 Januari 2021;
28. Oke
Dhurrotul Jannah (24), pramugari NAM Air, teridentifikasi 17 Januari 2021;
29.
Satu korban tidak disebutkan namanya, teridentifikasi 17 Januari 2021;
30.
Didik Gunardi (49), pramugara NAM Air, teridentifikasi 18 Januari 2021;
31.
Athar Rizki Riawan (8), teridentifikasi 18 Januari 2021;
32.
Gita Lestari (36), pramugari Sriwijaya Air, teridentifikasi 18 Januari 2021;
33.
Fathima Ashalina (2), teridentifikasi 18 Januari 2021;
34.
Rahmania Ekananda (39), teridentifikasi 18 Januari 2021.
Dari 34
korban yang teridentifikasi, 23 orang di antaranya sudah diserahkan kepada
pihak keluarga.
Terbaru,
jenazah Oke Dhurrotul Jannah, Yuni Dwi Saputri, Lu Iskandar, Nelly, Rizky Wahyudi,
Rosi Wahyuni, Diego Mamahit, dan Supianto diserahkan ke keluarga pada Senin (18/1/2021) kemarin.
Sebelumnya,
jenazah yang telah diserahkan ke pihak keluarga adalah Okky Bisma, Asy Habul
Yamin, Fadly Satrianto, dan Ricko. Kemudian, Agus Winarni, Pipit Piyono, Ihsan
Adhlan Hakim, Isti Yudha Prastika, Ninda Amelia, Putri Wahyuni, Yohanes
Suherni, Indah Halimah Putri, Arifin Ilyas, Makrufatul Yeti, dan Khasanah.
Update Data
Data
terbaru, tim DVI telah menerima 438 sampel DNA.
"Kami
telah menerima sebanyak 438 sampel DNA, baik itu antemortem ataupun
postmortem," ujar Komandan tim DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Kombes
Hery Wijatmoko, Senin (18/1/2021).
Kemudian,
tim DVI juga menerima 308 kantong jenazah dan 168 kantong properti.
"Seluruhnya
sudah dilakukan pemeriksaan, termasuk 168 kantong properti," ujar Rusdi,
Senin (18/1/2021) sore.
Tim DVI
kini juga telah mengantongi data rekaman Closed-Circuit
Television (CCTV) guna mempermudah proses identifikasi.
"Saat
ini, kami sudah mengantongi data dari CCTV, yakni CCTV yang ada di bandara
sebelum para korban memasuki pesawat. Nanti akan dianalisis dengan alat kami.
Mudah-mudahan nanti hasilnya jelas dan segera diperoleh," kata Kasubag
Ren Inafis Polri, AKBP Yani, Senin (18/1/2021).
"Mudah-mudahan
melalui analisis CCTV yang diperoleh, bisa lebih mendukung terkait kejelasan
data korban," tambah dia.
Santunan
bagi Korban Tak Teridentifikasi
Pihak
Jasa Raharja memastikan, korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182
yang tidak teridentifikasi tetap mendapat santunan.
"Prinsipnya
dapat. Nanti kami mencari cara bagaimana mendapat dokumen, yang penting dokumen
kan. Misalnya manifes, kartu
keluarga, dan sebagainya," ujar Direktur Manajemen Risiko dan Teknologi
Informasi Jasa Raharja, Wahyu Wibowo, Senin
(18/1/2021).
Per
Senin (18/1/2021) pagi kemarin, Jasa Raharja sudah menyelesaikan santunan
kepada 25 ahli waris.
Pesawat
Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di antara Pulau Laki
dan Pulau Lancang pada 9 Januari lalu, sekitar pukul 14.40 WIB, atau 4 menit setelah lepas landas
dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat
tersebut mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa,
tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat
Sriwijaya Air sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut
pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian
menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun,
dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak, hingga akhirnya dipastikan jatuh
di perairan Kepulauan Seribu. [dhn]