Lalu di pintu masuk PN Surabaya juga akan dijaga ketat. Setiap pengunjung yang datang diminta mengisi daftar tamu dan harus mengenakan id card atau tanda pengenal.
Khusus di dalam Ruang Cakra akan ada 68 aparat kepolisian, yang berjaga. Padahal kapasitas ruang sidang sangat terbatas.
Baca Juga:
Jessica Wongso Disebut Jaksa Manfaatkan Film Dokumenter Tarik Simpati Publik
"68 [personel] di dalam ruangan. Menjaga di dalam Ruang Cakra. Kan pintu ada dua, pintu majelis hakim masuk, dan pintu penonton, kami juga jaga di situ," ujarnya.
Tak hanya di PN, polisi juga menyebar personelnya untuk melakukan penyekatan di beberapa titik akses masuk Surabaya.
"Seluruh exit tol jalur masuk [Surabaya], di Gresik, Sidoarjo, Tanjung Perak, dan perbatasan Waru. Kami lakukan patroli penyekatan supaya tidak terjadi masif Aremania yang datang," ucapnya.
Baca Juga:
Ratusan Guru Gelar Aksi Solidaritas, Kawal Sidang Perdana Guru SD Konawe
Toni mengimbau agar masyarakat, Aremania ataupun Bonek tak melakukan aksi unjuk rasa selama proses sidang digelar. Ia meminta seluruh pihak untuk percaya pada proses hukum yang berlaku.
"Tidak usah aksi unjuk rasa atau provokasi atau terprovokasi," tuturnya.
Di sisi lain, PN Surabaya juga menerapkan pembatasan bagi para jurnalis yang akan melakukan peliputan saat sidang Tragedi Kanjuruhan berlangsung. Alasannya kapasitas ruangan yang terbatas. Jurnalis bahkan diminta untuk bergantian.