Ketika semua pidato telah selesai, semua pertemuan bilateral ditutup, dan semua jurnalis menyalakan laptop untuk menulis berita, tinggallah manusia di baliknya, seorang ayah yang percaya perubahan itu niscaya, dan seorang anak yang kini mulai belajar menggerakkan roda dunia. “Indonesia, you’re different… in a good, chaotic, beautiful way.”
Dalam dunia yang makin riuh, diplomasi global ternyata bisa diajarkan lewat hubungan paling sederhana, ayah dan anak. Jokowi di Singapura dan Gibran di Afrika Selatan menunjukkan, kepemimpinan bukan soal siapa paling kuat, paling senior, atau paling lantang berpidato, tapi soal keberanian untuk melangkah, meski langkahnya beda benua, beda panggung, dan beda gaya rambut.
Baca Juga:
Soal Ijazah Jokowi: Eks Kadis Kehutanan Provinsi NTB Teman Seangkatan di UGM Buka Suara
Penulis, Ketua Satupena Kalbar
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.