Oleh Mery Novanti Sibarani
Mengantisipasi Ancaman Krisis Pangan, Kementerian Pertanian menyatakan kesiapan Indonesia dalam menghadapi krisis pangan global dengan memperkuat strategi ketahanan pangan dan melaksanakan Program Upsus Pajale, di mana Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai sehingga mencapai swasembada pangan secara berkelanjutan.
Baca Juga:
BMKG Kalsel Intensifkan Edukasi Masyarakat Terkait Peningkatan Suhu Signifikan Lima Dekade Terakhir
“Ketahanan pangan bukan hanya menjadi prioritas tapi juga menjadi target kesejahteraan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah telah merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan penguatan ketahanan pangan nasional,” kata Menko Airlangga Hartato dalam acara Diskusi Ekonomi Berdikari Kompas dengan tema “ Ketahanan Pangan Kunci Hadapi Potensi Krisis Global secara virtual. ( 13/09/2022).
Kabupaten Jember sebagai salah satu sentra jagung yang menjalankan program Upsus Pajale. Kecamatan Ambulu merupakan salah satu daerah yang menjalankan program UPSUS PAJALE untuk kegiatan penambahan luas areal tanam baru (PATB) jagung di Kabupaten Jember. Selain upaya menjaga tingkat produksi beras agar tetap swasembada, berbagai upaya alternatif juga disiapkan.
Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian tanah mengatakan Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman pangan lokal.
Baca Juga:
Buka Indonesia International Sustainability Forum 2024, Presiden Jokowi Sampaikan Strategi Penanganan Perubahan Iklim
Terdapat enam komoditas sumber karbohidrat yang disiapkan Kementerian tanah, yakni, ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan talas. Adapun pisang, kentang, dan talas diikutkan pada program ini untuk mendukung diversifikasi pangan.
Kuntoro menjelaskan, keenam komoditas tersebut akan digunakan Indonesia ketika menghadapi ancaman krisis pangan.
“Mungkin kita belum begitu merasakan dampak perubahan iklim dan krisis pangan global. Namun, beberapa negara di benua Afrika, negara Asia, serta bahkan untuk Amerika dan Inggris saja sudah mulai terlihat nyata ancaman tersebut,” jelas Kuntoro di Jakarta, Jumat (7/10/2022).
(Mery Novanti Sibarani, Mahasiswi universitas Jambi)-[zbr]