Begitu pula dengan inflasi tinggi. Per April 2022 lalu saja, inflasi di Amerika Serikat mencapai 8,3 persen, Inggris mencapai 9 persen, Brasil 12,1 persen, Meksiko 7,7 persen, India 7,8 persen, dan Rusia sendiri 17,8 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi global akan kembali terpangkas.
Kedua negara tentu memahami risiko global tersebut. Hanya saja, menghindari risiko tersebut nampaknya belum menjadi prioritas kedua negara.
Baca Juga:
Pantang Mundur, Jokowi Ogah Nyerah Lawan Gugatan di WTO
Bahkan boleh jadi, Putin sangat menginginkan hal tersebut sebagai balasan kepada negara-negara Barat, yang notabene diprediksi sebagai negara-negara yang akan menanggung risiko global tersebut.
Dengan kata lain, resesi global boleh jadi adalah salah satu target yang ingin digapai oleh Putin sebagai senjata untuk membalas sanksi-sanksi dari Barat.
Namun lepas dari itu semua, misi Jokowi ke Kiev dan Moskow sangat perlu diapresiasi. Keberanian Jokowi untuk berdiri dan mengambil peran global tersebut perlu diacungi jempol, di saat banyak negara dari dunia berkembang justru sedang disibukkan dengan ancaman resesi di negaranya masing-masing.
Baca Juga:
Jokowi Resmikan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bandara Mutiara SIS Al-Jufri
Dengan menjalankan misi global dan konstitusional tersebut, Jokowi berani melampaui PM India Narendra Damodardas Modi dan Presiden RRT Xi Jinping, dua pemimpin raksasa Asia, yang sejak Februari 2022 lalu justru tak berani melangkah lebih jauh dari langkah yang diambil Jokowi.
Padahal kedua negara tersebut lebih memiliki kapasitas geopolitik dan ekonomi untuk menekan kedua belah pihak yang sedang berseteru.
Dan tentu mengapresiasi misi tersebut tetap dalam konteks yang tepat dan proporsional, yakni konteks peran global Indonesia.