Serangan ini disebut bukan berasal dari peretas pemerintah Rusia, melainkan grup ransomware DarkSide, yang diduga bermarkas di Rusia.
Perusahaan minyak ini menyetujui untuk membayar US$4,4 juta atau Rp63,1 miliar dalam bentuk Bitcoin sebagai biaya pembebasan sistem komputer mereka.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sosok di balik serangan siber Rusia
AS baru-baru ini mengumumkan dakwaan pada empat orang staf pemerintah Rusia karena diduga terlibat dalam sejumlah serangan siber yang terjadi antara 2012 hingga 2018.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Dalam sebuah dokumen tertanggal Agustus 2021, pengadilan menyebut tiga orang terduga peretas dari Lembaga Keamanan Federal Rusia melakukan serangan komputer pada perusahaan minyak dan gas, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), dan sejumlah perusahaan energi di seluruh dunia pada 2012 hingga 2017.
Dilansir dari The Guardian, tiga orang tersebut adalah Pavel Aleksandrovich Akulov (36), Mikhail Mikhailovich Gavrilov (42), dan Marat Valeryevich Tyukov (39).
Dalam dokumen lain, pengadilan AS menuduh Evgeny Viktorovich Gladkikh, pegawai lembaga penelitian kementerian pertahanan Rusia berkonspirasi dengan beberapa pihak untuk meretas sistem kilang asing dan memasang malware yang dikenal sebagai "Triton" pada sistem keamanan yang diproduksi oleh Schneider Electric. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.