Perbandingan sosial adalah salah satu faktor utama yang memicu rasa iri. Menurut psikologi sosial, manusia secara alami cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain untuk menilai prestasi, penampilan, dan keberhasilan hidup.
Jika kita merasa bahwa orang lain memiliki hal-hal yang kita inginkan atau mencapai prestasi yang lebih besar, rasa iri dapat muncul sebagai respons alami.
Baca Juga:
Profil Ilmuwan Brian Yuliarto yang Kini Menjabat Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
2. Faktor Neurologis
Faktor neurologis memainkan peran penting dalam pemahaman dan pengalaman emosi, termasuk rasa iri. Otak manusia memiliki struktur dan jalur neurologis tertentu yang terlibat dalam pengolahan informasi emosional.
Salah satu area kunci yang terlibat dalam rasa iri adalah amigdala, sebuah bagian dari otak yang berperan dalam respons emosional, terutama terhadap rangsangan yang dianggap berarti atau berpotensi mengancam.
Baca Juga:
Gaya Kepemimpinan Menteri Satryo Dikritik, DPR Janji Pantau dan Tuntaskan Masalah
Aktivitas amigdala dapat meningkat ketika individu menyaksikan atau mengalami sesuatu yang memicu rasa iri, seperti melihat keberhasilan seseorang yang dianggap lebih unggul.
Selain itu, area otak lainnya, seperti korteks prefrontal, terlibat dalam pengolahan informasi emosional yang lebih kompleks dan pengelolaan respons terhadap rasa iri.
Pemahaman faktor neurologis membuka jendela bagi penelitian tentang bagaimana stimulasi dan pengalaman emosional dapat memengaruhi struktur dan aktivitas otak.